John Maxwell Indonesia – Seorang perempuan mengunjungi toko hewan peliharaan dan membeli seekor burung beo. Ia membawa burung itu ke rumahnya, namun keesokan harinya ia kembali untuk mengeluh: “burung beo ini belum bisa mengucapkan satu patah kata pun!”
“Apa Anda memberinya cermin?”, tanya penjaga toko, “burung beo sangat suka becermin.” Maka perempuan itu membeli cermin lalu pulang.
Hari berikutnya, ia datang lagi dan mengatakan bahwa burung beo itu masih belum bisa bicara. “Coba berikan tangga?“, ujar penjaga toko, “burung beo suka naik turun tangga.” Maka perempuan itu pun membeli tangga dan pulang.
Tentu saja, besoknya ia datang lagi membawa keluhan yang sama: burung beo itu masih belum bisa bicara. “Apakah Anda sudah memberinya ayunan? Burung-burung suka bersantai di ayunan.” Perempuan itu membeli ayunan, lalu pulang.
Hari berikutnya, ia kembali ke toko dan melaporkan bahwa burung beo itu telah mati!
“Saya turut berduka cita,” kata penjaga toko. “Sebelum mati, apakah burung beo itu sempat mengatakan sesuatu?” “Ya,” jawab perempuan itu. Katanya, “tidakkah toko itu menjual makanan burung?”
Banyak pemimpin bersikap seperti perempuan dalam cerita itu. Mereka ingin anak buahnya memberikan hasil. Ketika hasil itu tak kunjung terlihat, para pemimpin menyediakan berbagai hal yang mereka pikir anak buahnya sukai. Akan tetapi, para pemimpin tidak pernah memperhatikan anak buahnya dengan seksama, sehingga tidak tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan.
Sumber: John Maxwell’s Developing the Leaders around You (2005)
Talk-it Over
- Cara apakah yang terpikirkan oleh Anda untuk lebih memahami apa yang tim Anda butuhkan untuk bekerja lebih baik?
- Ketika mendapatkan saran dari orang lain, seperti perempuan yang menerima saran dari penjaga toko, hal apakah yang bisa Anda tanyakan untuk mempertajam saran tersebut sehingga benar-benar bermanfaat?
