Law of Addition

Leaders add value by serving others.

JOHN MAXWELL

Law of Addition adalah prinsip leadership kelima yang tercatat dalam 21 Irrefutable Laws of Leadership. Law of Addition bicara tentang hati yang melayani – servant leadership – dimana seorang pemimpin menambah nilai atau manfaat dalam organisasinya dengan cara melayani timnya.

Hati yang melayani dan prinsip law of addition adalah hal yang sangat langka akhir-akhir ini. Melalui tokoh-tokoh politik, selebritas dan para pemimpin korporasi besar, kita dijejali pemikiran sesat bahwa kerja sukses orang lain bisa kita klaim sebagai hasil kita pribadi. Bahkan bantuan dari pemerintah terkait bencana alam bisa diatasnamakan sebagai bantuan pribadi walaupun menggunakan APBN/ APBD.

It’s improper for one person to take credit when it takes so many people to build a successful organization.

JIM SINEGAL, CEO of Costco

Mengapa Anda mau memimpin?

Mengapa Anda mau memimpin? Bila Anda bertanya pada kebanyakan pemimpin, Anda mungkin mendengar ragam jawaban. Beberapa dari jawaban tersebut mengatakan bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk:

  • mengisi jabatan
  • memastikan perusahaan berjalan lancar
  • membuat profit bagi pemegang saham
  • membesarkan perusahaan
  • membuat perusahaan lebih baik dibanding kompetitor, dan
  • menang dalam persaingan usaha

Apakah kehadiran Anda menambah nilai?

Apakah kehadiran Anda membuat hal-hal lebih baik bagi perusahaan dan tim Anda?

LAW OF ADDITION

Bila Anda tidak dapat menjawab pertanyaan di atas dengan jawaban YA yang yakin, dan memberikan bukti yang mendukung jawaban Anda, maka kemungkinan besar Anda malahan melakukan yang sebaliknya: mengurangi nilai.

Menambah nilai adalah makna dari Law of Addition – dan semua pemimpin yang berhasil melakukannya, melakukannya dengan kesengajaan. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang egois, oleh sebab itu untuk bisa lancar melayani orang lain, kita perlu dengan sengaja merencanakan niat melayani.

Mempraktekkan Law of Addition

Dr John C Maxwell telah membuat empat panduan untuk membantu kita menambah nilai atau melayani orang lain.

1. Kita melayani orang lain saat kita menghargai mereka.

Salah satu kebiasaan para pemimpin adalah buru-buru masuk ke ruangan kantor mereka saat pekerjaan menumpuk. Tapi Dr John Maxwell mengatakan bahwa dengan melakukan itu, kita sedang mengabaikan pekerjaan kita.

Mengapa? Karena pekerjaan kita sebagai leader bukan melulu tentang board meeting berikutnya, atau laporan, atau presentasi yang perlu kita siapkan. Leadership juga tentang orang-orang yang kita pimpin. Menyapa dan menghargai mereka juga merupakan peranan kita sebagai seorang leader.

2. Kita melayani orang lain saat meningkatkan kemampuan kita.

Kita hanya bisa melayani orang lain bila memiliki sesuatu yang bisa kita berikan. Kita tidak bisa memberi apa yang tidak kita miliki. Apa yang bisa kita berikan pada tim kita?

  • Apakah kita bisa mengajar sebuah skill?
  • Apakah kita bisa memberikan sebuah kesempatan?
  • Apakah kita bisa memberikan masukan/ saran dari pengalaman Anda?

Tidak ada dari hal-hal di atas bisa Anda berikan bila Anda tidak bertumbuh. Jadi semakin Anda memiliki niat untuk bertumbuh secara pribadi, semakin banyak hal yang bisa Anda berikan saat melayani tim Anda.

3. Kita melayani orang lain saat kita memahami apa yang orang lain hargai.

Bagaimana cara kita bisa memahami apa yang tim kita hargai? Anda melakukannya saat mendengarkan mereka dengan seksama. Pemimpin yang tidak berpengalaman terlalu terburu-buru mengatur sebelum memahami tim yang mereka pimpin.

Pemimpin yang berpengalaman menyimak dan mendengarkan:

  • kisah perjalanan hidup dan karir timnya
  • harapan dan impian
  • kesulitan dan kekuatiran

Dengan demikian mereka memimpin dengan perspektif jelas tentang apa yang mereka pelajari. Dan saat melakukannya seperti itu, setiap orang menang – baik perusahaan, dirinya dan para karyawannya.

Aplikasikan Law of Addition

Beberapa hal berikut membantu Anda dalam menerapkan Law of Addition dalam pengalaman leadership Anda:

  1. Apakah Anda memiliki hati yang melayani dalam kepemimpinan Anda? Ini bisa ditunjukkan saat Anda “direpotkan” oleh karyawan-karyawan yang membutuhkan bantuan Anda. Apakah Anda menjadi: tidak sabaran, kesal, atau merasa beberapa pekerjaan meremehkan jabatan Anda? Bila ya, kualitas servant leadership Anda perlu diperbaiki.
  2. Praktekkan membantu melayani karyawan Anda hal-hal kecil tanpa mencari pujian atau pengakuan. Lakukan sampai Anda tidak lagi merasa kesal saat melakukannya.
  3. Terlibatlah dalam organisasi non-profit sebagai sukarelawan dan membantu orang lain dengan menghargai mereka, membagikan ilmu dan mencoba memahami kisah mereka.