Internet marketing adalah salah satu strategi penting yang digunakan banyak business owner untuk meningkatkan brand awareness dan menghasilkan prospek. Namun, kecepatan perubahan tren dalam internet marketing itu sendiri membuat strategi ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.
Sekali pun memiliki sebuah website dan membagikan konten Anda di sosial media, bisa jadi Anda menyaksikan bagaimana upaya Anda seakan tidak menghasilkan apa-apa secara berarti. Anda mungkin invest pada tim internet marketing atau konsultan internet marketing, tapi Google Analytics Anda tetap flat dan penjualan Anda tidak meningkat secara signifikan.
Apakah saya keliru telah memilih Internet Marketing?
Belum tentu Anda keliru. Internet Marketing tetap merupakan pilihan terbaik untuk kebanyakan produk/ jasa di masa kini. Yang jadi pertanyaannya adalah: apakah Anda menyadari kekeliruan-kekeliruan yang paling sering dilakukan dalam Internet Marketing?
Ide-Bisnis.com meringkas 5 (lima) kekeliruan yang biasa terjadi dalam Internet Marketing:
#1 Tidak Menyiapkan Budget untuk Mempromosikan Website
Kekeliruan yang paling umum adalah “anggaran website” dikeluarkan hanya untuk design dan pembuatan website tersebut; tanpa adanya budget untuk mempromosikan website itu sendiri. Anda perlu menyisakan cukup dana (misalnya setengah dari budget Internet Marketing) untuk mempromosikan website tersebut.
[callout]Bila bisnis Anda berskala kecil dan menengah, hindari mengeluarkan dana berlebihan untuk pembuatan website. Kelak Anda akan kecewa saat menemukan tidak ada yang mengunjungi website Anda sementara sudah tidak ada dana lagi untuk memperbaiki keadaan tersebut.[/callout]
Mengandalkan keyword dalam Search Engine Optimization membutuhkan waktu. Bahkan Google perlu melihat website Anda aktif selama dua bulan sebelum mulai “membukakan” website Anda untuk ditemukan oleh prospek dalam Google Search.
[button href=”https://ide-bisnis.com/mengapa-percaya-diri-adalah-sebuah-strategi-marketing/” primary=”true” centered=”true” newwindow=”false”]Baca juga: Mengapa Percaya Diri adalah sebuah Strategi Marketing[/button]
#2 Tidak memiliki Call-to-Action yang jelas
Bila Anda berjualan secara 100% online di website (misalnya online store) maka prospek Anda langsung memilih dan membayar melalui website Anda.
Akan tetapi, bila website Anda sekedar menjadi tempat di mana prospek melihat produk/ jasa Anda dan perlu melakukan sesuatu selain meng-klik untuk membeli, maka Anda perlu meninjau kembali bilamana website Anda memiliki Call to Action yang jelas.
Kebanyakan business owner melewatkan hal ini dan bingung mengapa tidak banyak yang merespon promosi dalam websitenya. Saran dari Ide-Bisnis.com:
- Tentukan yang mana pilihan Anda: prospek menelepon Anda atau mengisi online form? Mungkin keduanya, atau bahkan live chat?
- Apakah nomor telepon Anda cukup besar untuk disadari oleh prospek?
- Apakah Anda ingin nomor telepon Anda diset “sticky” dan muncul di setiap halaman web?
- Apakah online form Anda berfungsi? Tidak jarang respon prospek melalui online form tidak diterima karena website developer lupa mengarahkan responnya ke email yang Anda inginkan.
#3 Tidak menentukan keyword yang perlu dihindari
Apa yang dimaksud dengan keyword dalam Internet Marketing? Kebanyakan business owner – khususnya yang tidak memiliki latar belakang dalam IT melakukan kekeliruan ini dalam merencanakan keyword mereka:
- Keyword satu kata. Struktur dari taktik SEO (Search Engine Optimization) yang ada membuat kita sulit untuk menargetkan satu kata melalui Google Search. Lebih baik untuk menargetkan dua atau tiga kata sebagai keyword.
- Bersaing dengan keyword dari situs informasi. Beberapa business owner mencoba mengangkat keyword-keyword terkini melalui artikel website mereka. Masalahnya, bila keyword dalam artikel tersebut serupa dengan keyword dari situs-situs berita, maka Google akan memilih situs informasi daripada situs komersil (*.com).
#4 Melakukan copy-paste konten
Konten yang dicopy-paste adalah salah satu dari masalah besar yang dihadapi pemilik website. Tidak semua business owner memiliki copywriter dalam tim mereka, dan cara termudah sepertinya adalah dengan melakukan copy-paste untuk konten website.
Sebenarnya tidak ada yang haram dengan melakukan hal tersebut. Akan tetapi, Anda perlu memahami persaingan antar website saat dianalisa dan dimunculkan oleh Google Search. Saat website Anda mengcopy-paste keseluruhan atau sebagian besar dari konten website lain, maka robot dari Google yang menganalisa website Anda akan menentukan ranking terbaik dari “konten” website yang dicopy-paste tersebut.
Dan dari segi umur konten, website Anda sudah pasti kalah karena website yang Anda copy-paste kontennya lebih dahulu dianalisa oleh Google karena lebih dahulu ditayangkan, bukan?
#5 Melupakan Pengalaman Visitor di Website Anda
Pengalaman customer di website Anda adalah segalanya: apakah website Anda mudah dinavigasikan, ataukah visitor mudah tersesat dalam website Anda?
Ide-Bisnis.com memberikan checklist ini untuk Anda:
- Cek loading page untuk website Anda. Tidak ada gunanya memiliki website yang cantik, tetapi membutuhkan 60 detik untuk loading.
- Pastikan form Anda mudah dan sederhana untuk diisi. Hindari keinginan untuk mendapatkan data super lengkap dari prospek Anda. Biarkan tim sales Anda yang mengerjakan hal tersebut dengan informasi dasar yang Anda bisa dapatkan dari prospek.
- Pastikan Anda memiliki Call-to-Action yang jelas di setiap halaman website.
- Pastikan konten Anda ditulis dengan memperhatikan profil target market Anda.
- Cek halaman-halaman website untuk link yang sudah dihapus, atau broken link.
Talk-It Over
[button href=”https://ide-bisnis.com/siapa-yang-memecahkan-masalah/” primary=”true” centered=”true” newwindow=”false”]Baca juga: Siapa yang Memecahkan Masalah?[/button]
Internet Marketing adalah sebuah pilihan yang tepat untuk meningkatkan posisi Anda di pasar masa kini, bila dilakukan dengan cara yang tepat pula.
Dari 5 kekeliruan melakukan Internet Marketing di atas, yang mana yang bisa Anda terapkan dalam strategi Internet Marketing Anda? Mengapa?
Ide-Bisnis.com | Artikel Bisnis dan Artikel Leadership untuk Pengusaha