Positive Anticipating: Mengapa diperlukan Pengusaha?

Kita tidak tahu kapan Covid-19 berakhir. Namun kita bisa memupuk skill positive anticipating untuk membawa bisnis maju selangkah demi langkah. Baca selengkapnya dalam artikel ini.

Share artikel ini, klik:

Outline:

Kita berada di masa yang paling menentukan dalam kehidupan dan karir. Baik pemimpin senior maupun junior mengalami tantangan yang sama, mulai dari kecemasan akan keselamatan jiwa kepada resesi ekonomi dan sampai kepada perdamaian dunia.

Orang banyak mengatakannya sebagai berikut: “we are not in the same boat, but we are all in the same storm”. Kita tidak berada dalam perusahaan-perusahaan yang sama, tapi kita sedang dilanda “badai” yang sama.

We are not in the same boat, but we are all in the same storm

Badai ini mempercepat proses berkali-kali lipat. Bayangkan saja, sebagai contoh, teknologi untuk remote work atau istilah masa kini “work from home” sudah ada dari bertahun-tahun silam sebelum 2020. Akan tetapi dengan adanya badai akibat pandemi Covid-19 ini, semua orang – tua muda, kaya miskin – mendadak dipercepat (baca: dipaksa) untuk belajar berinteraksi melalui video, menandatangani dokumen secara online, dan sebagainya.

Positive Anticipating: Definisi

Dalam percepatan yang saya alami bersama para klien business coaching di tahun 2020 adalah ini: yang kita tahu benar di masa lalu bisa jadi salah di masa kini

COACH DANNY

Setelah lebih dari tujuh bulan mencoba bertahan di tengah badai, kita perlu menjawab pertanyaan ini tentang masa depan:

  • Bagaimana kita memandang masa depan dan mengantisipasi apa yang mungkin terjadi di hari esok?
  • Bagaimana kita merencanakan dan memutuskan di masa kini untuk apa yang kemungkinan terjadi di hari depan?

Jawabannya: kita perlu membangun skill positive anticipating.

Kekuatan business model Anda – baik itu sistem, struktur maupun strategi mulai kadaluarsa sekarang. Cara Anda mendapatkan result tidak lagi berfungsi seperti sediakala – seperti tikus yang kehilangan kejunya, dalam buku laris dari almarhum Spencer Johnson Who Moved My Cheese?

Dalam percepatan yang saya alami bersama para klien business coaching di tahun 2020 adalah ini: yang kita tahu benar di masa lalu bisa jadi salah di masa kini. Itu sebabnya banyak pemimpin bisnis yang kepala batu dan merasa paling benar, justru bisnisnya paling lemah di tengah badai Covid-19 ini.

Dunning Kruger Effect

Dunning Kruger Effect - Ide Bisnis

Ada sebuah riset yang mencetuskan “Dunning Kruger Effect”. Efek Dunning Kruger menjelaskan faktor kutukan percaya diri, bahwa pemimpin-pemimpin dengan kompetensi paling rendah biasanya menjadi orang-orang yang percaya diri secara berlebihan. Mereka ditandai dengan tiga kondisi ini:

  1. Sukar menerima masukan
  2. Lebih banyak menjawab dibanding bertanya
  3. Terlalu banyak berasumsi dan berhenti berinovasi

Untuk membangun skill positive anticipating, pertama-tama kita perlu memahami bahwa hal-hal yang dulu kita yakini benar bisa jadi titik kelemahan kita di saat ini. Dan saat kita telah terbebas dari “kutukan percaya diri” karena kita keukeuh atau ngotot dengan kompetensi yang tidak lagi benar di masa kini, barulah kita bisa belajar dari kesalahan dan membangun sukses yang relevan.

Kebanyakan pemimpin dapat belajar dari kesalahan mereka bila tidak terlalu sibuk menyangkalinya

JOHN C MAXWELL

Positive Anticipating: Bangun dengan 3 Cara ini

Setelah memahami mindset bahwa: yang kita tahu benar di masa lalu bisa jadi salah di masa kini, maka ada tiga hal lain yang bisa kita coba untuk membangun skill positive anticipating.

1. Analisa Realita

Bangun kesadaran akan situasi dengan penilaian jujur terkait keadaan perusahaan dan kepemimpinan kita. Pelajari kondisi tim dan fungsi-fungsi mereka – yang masih berjalan dan yang sudah keluar jalur. Bangun sebuah kesadaran tentang apa yang masih berfungsi, dan mengapa hal-hal itu masih berfungsi.

Sebagai contoh, mengapa banyak pengusaha masih mau mengeluarkan biaya coaching di tengah wabah Covid-19 ini? Apakah karena harga? Apakah karena layanan yang baik? Apakah karena perlu teman bicara? atau hanya karena terikat kontrak? Atau alasan lainnya?

(Anda juga bisa menanyakan hal-hal yang serupa terkait bisnis Anda)

Memahami mengapa sesuatu masih berfungsi di tengah masalah adalah penting. Bila tidak, Anda tidak akan tahu bagaimana memperbaikinya saat tidak lagi berfungsi.

2. Analisa Kesempatan

Saat menghadapi masalah, kita terbiasa untuk menjaga keadaan tetap sama sebelum masalah itu datang. Dengan kata lain, kita mencoba menekan resiko dan kerugian. Makanya banyak perusahaan terlalu prematur mengurangi biaya operasional, termasuk memutuskan hubungan kerja, bahkan baru satu hari mendengar pengumuman Covid-19.

Kita perlu menganalisa juga kesempatan-kesempatan di masa depan. Untuk menganalisa kesempatan, pelajari hal-hal lain di luar keterampilan utama Anda. Lihat dari berbagai sudut terkait hal-hal yang terkait dengan bisnis Anda.

Lalu latih diri Anda untuk membuat prediksi – jangan kuatir bila keliru – terkait apa yang akan terjadi. Anda mau melatih bagian otak dan pikiran Anda yang bertanggung jawab akan intuisi untuk bisa memprediksi masa depan. Latihan-latihan ini akan membantu Anda memiliki pengharapan yang mengimbangi kekuatiran yang ada.

Saya mengatakan pada klien-klien saya demikian:

Keadaan yang tidak pasti membuat para pemimpin diperlukan. Bila segala sesuatu sudah pasti dan tidak perlu diprediksi, perusahaan hanya memerlukan mesin, komputer, dan buruh.

Danny Wira Dharma

3. Mulai Berubah

Setelah memahami kondisi masa kini dan mulai terlatih memprediksi, mulailah berubah. Tapi tidak sembarang berubah, kita perlu melakukan disruption. Dengan kata lain, berubahlah secara radikal.

Jangan takut melanggar aturan. Selalu ingat pemimpin-pemimpin hebat berani melanggar boks-boks aturan yang kaku. Itu sebabnya dikatakan “think outside the box”. Jangan ingin yakin 100% baru bertindak, nanti keburu terlambat dan disalip kompetitor.

Renungan bisnis

Kita tidak tahu kapan Covid-19 berakhir. Kita pun tidak tahu apa yang akan terjadi setelah Covid-19 berakhir. Namun kita bisa melatih diri kita terbiasa dengan skill positive anticipating yang akan membuat kita lebih maju selangkah dibanding pemimpin-pemimpin lain yang masih ngotot “menunggu” keju mereka kembali. Latihlah tiga langkah dalam artikel ini secara rutin dalam perjalanan kepemimpinan Anda, dan selamat menyongsong sukses yang relevan pasca Covid-19.

[callout]Sumber: Looking Forward after Covid-19: Learning the skill of anticipating – Danny Wira Dharma – Sep 2020, Managers’ Scope.[/callout]

Share artikel ini, klik: