Bagaimana perusahaan Anda mengelola konflik antar karyawan? Atau antar divisi?
Ada dua cara manajemen konflik yang biasanya terjadi:
Cara pertama adalah KOMPROMI. Ini berarti satu pihak bertoleransi dan tutup mata terhadap kesalahan rekan kerja. Kompromi bisa berhasil sementara waktu, tapi mengaburkan sistem SOP yang sudah ada. Kejengkelan dari pihak yang dipaksa menoleransi tersembunyi bagai debu yang disapu ke kolong lemari. Manajemen konflik semacam ini membuat salah satu pihak merasa atau dianggap diistimewakan – biasanya selama pihak tersebut berpengaruh (atau dekat dengan Anda sebagai pemilik bisnis).
Cara kedua adalah RESOLUSI, ini yang saya mau rekomendasikan untuk perusahaan Anda. RE + SOLUSI, berarti buat resolusi ulang. Bila ada toleransi yang perlu dilakukan (dan sering dilakukan), maka Anda dengan seksama mengajak semua pihak terkait untuk berembuk: apakah ada sistem kerja yang mau disesuaikan? Hasilnya: semua pihak senang, lega dan merasa yakin karena dilibatkan, dan bukan hanya menjadi pihak yang harus menoleransi (baca: nurut). Resolusi membuat masalah berulang menjadi SOP.
RESOLUSI membuat tim merasa equal (sama derajat) dan tidak merasa Anda mengistimewakan satu divisi dan mengorbankan lainnya. Lagi pula bukannya semua bagian memiliki andil dalam kesuksesan bisnis Anda?
Jadi mulai hari ini, tiap ada kejadian di luar SOP di perusahaan Anda, tanya yuk: saya mau kompromi (tutup mata) atau mau resolusi?
Coach Danny
Manajemen Konflik