Family Business ID

Baca tentang "self-employee trap" dalam bisnis keluarga; dan bagaimana identity iceberg dapat membantu Anda membangun bisnis dengan anggota keluarga. Ada pula tips praktis dari Coach Danny untuk para pengusaha, keluarga dan professional yang terlibat dalam bisnis keluarga.

Share artikel ini, klik:

Sebelum mengupas tentang bisnis keluarga, mari kita mulai dengan pertanyaan ini: “mengapa Anda berbisnis, dan bukannya memilih karir di perusahaan orang lain?”

[shareable]Cara Anda memandang diri Anda dan bisnis Anda akan mempengaruhi apa yang Anda lakukan.[/shareable]

Bila Anda memandang diri Anda dan bisnis sebagai cara untuk Anda mengisi waktu, Anda akan suka dengan kesibukan (dan bisa jadi rela sibuk walaupun hanya sedikit laba yang Anda hasilkan).

Bila Anda memandangnya sebagai cara untuk mendapatkan uang, Anda akan melakukan bisnis dengan biaya yang paling minim, margin yang paling besar, dan… menggunakan waktu Anda sebanyak-banyaknya untuk melakukan itu.

Bila bisnis Anda masih di tahap awal, kerja keras semacam di atas memang sah-sah saja. Namun hati-hati dengan apa yang Robert Kiyosaki katakan sebagai “self-employee trap”.

Self-Employee Trap

Self-employee trap terjadi saat Anda menekankan fokus utama aktifitas bisnis pada bagaimana membuat bisnis Anda berjalan dan menguntungkan. Dan dengan kecermatan dan keberuntungan Anda, saya yakin Anda memang akan mendapatkan itu: bisnis yang berjalan dan menguntungkan.

Namun jebakannya mulai Anda rasakan saat Anda tidak memiliki visi bahwa bisnis yang sukses adalah bisnis yang komersil, menguntungkan dan bisa berjalan tanpa kehadiran Anda. Dengan kata lain, tanpa visi seperti itu, bisnis Anda akan profitable dan berkembang, namun Anda harus terus selalu ada di dalamnya karena Anda-lah mesinnya.

Dengan kata lain, bila terjebak self-employee trap, Anda sedang mengatakan goodbye pada time freedom, karena tanpa Anda ikut bekerja, bisnis Anda tidak akan bekerja.

Dan percaya pada saya, self-employee trap akan sangat menyakitkan saat bisnis Anda sudah berkembang menjadi sangat menguntungkan, namun Anda tidak punya waktu menikmatinya.

Bisnis keluarga dan bisnis yang sukses

Banyak pemilik bisnis keluarga percaya bahwa anggota keluarga adalah pekerja atau mitra yang paling mudah memahami keinginannya tentang bisnis. Di keadaan-keadaan tertentu, anggota keluarga dianggap orang-orang yang paling bisa dipercaya, paling bisa diandalkan, atau paling bisa diajari tentang bisnis yang dimilikinya. Sebagai contoh:

  • siapa bagian keuangan yang paling bisa kita percaya?” Seringkali istri atau suami.
  • siapa wakil direktur yang paling bisa kita andalkan?” Bisa jadi adik atau kakak sendiri, atau seringnya anak kita sendiri.
  • siapa bagian pemasaran yang paling bisa kita ajari?” Bisa jadi sepupu dari paman atau bibi yang dekat dengan ayah atau ibu kita.

Baiklah, bisa jadi saya berlebihan di sini. Namun itu yang banyak terjadi dalam bisnis keluarga, dan itu sah-sah saja.

Akan tetapi, pola interaksi dalam keluarga seringkali tidak bisa digunakan dalam interaksi bisnis, yang mengakibatkan beberapa anggota keluarga justru menjadi duri dalam daging – baca: tidak memiliki kinerja yang baik, membuat konflik atau justru membuat orang-orang professional yang kita andalkan hengkang.

[button href=”https://ide-bisnis.com/siapa-jagoan-anda/” primary=”true” centered=”true” newwindow=”true”]Baca juga: Siapa yang cocok Anda jadikan penerus bisnis?[/button]

Bisnis sukses yang menjadi passive income

Bisnis yang sukses, termasuk bisnis keluarga, adalah bisnis yang telah menjadi passive income untuk pemiliknya – terlepas siapa yang mengelolanya. Sistem yang membuat bisnis itu autopilot, menghasilkan dan menguntungkan walau pemiliknya tidak lagi terlibat.

[shareable]“Tapi siapa yang paling berhak meneruskan bisnis saya, Coach? Anak saya kan?” Bisa jadi, namun bisa jadi juga tidak.[/shareable]

Bila bisnis Anda sudah tersistem dan menjadi passive income, anak Anda bisa meneruskan menjadi pemilik, dan tidak harus menjadi pengelola.

Wow! Ini adalah pernyataan yang baik.

Mari saya ulangi lagi: anak Anda bisa meneruskan bisnis Anda menjadi pemilik, dan tidak harus menjadi pengelolanya.

Dalam empat tulisan ke depan, saya akan mengupas mengenai bisnis keluarga dan saya berharap bisa mempengaruhi Anda melihat bisnis sebagai bisnis:

[shareable]bisnis yang komersil, menguntungkan dan bisa berjalan tanpa saya (atau keluarga) di dalamnya.[/shareable]

Dalam tulisan ini, saya akan membahas mengenai identity iceberg dan bisnis keluarga. Di seri kedua, saya akan mengupas mengenai cara melibatkan dan melepaskan anggota keluarga dalam bisnis keluarga. Lalu, kita akan mengupas mengenai kompensasi keuangan. Dan akhirnya, kita akan belajar bersama mengenai mengenali “penerus” pengelola bisnis yang cocok.

Identity Iceberg & bisnis keluarga

Dalam keadaan Anda saat ini, bisa jadi bisnis Anda telah berkembang menjadi unit-unit perusahaan yang melibatkan banyak tenaga professional yang handal. Atau bisa jadi, Anda yang tengah membaca tulisan ini adalah professional yang berkarir dalam unit perusahaan tersebut.

Siapa pun Anda, izinkan saya memperkenalkan konsep identity iceberg dalam bisnis.

Identity Iceberg | www.ide-bisnis.com

[callout]Key Thought: Cara Anda memandang diri Anda adalah jauh lebih berpengaruh dalam menghasilkan tindakan dan keputusan yang tepat; daripada unsur hubungan darah yang Anda miliki.[/callout]

Bila Anda melihat gambar identity iceberg di atas, Anda akan menemukan bahwa yang tampak di atas permukaan laut hanyalah: action (tindakan), decision (keputusan) dan behavior (sikap). Dan itu yang terjadi dalam hampir semua aspek kehidupan kita.

Kita hanya bisa melihat tiga hal itu dari seorang pemilik bisnis, anggota keluarga pemilik bisnis atau professional yang membantu mengelola bisnis. Seringkali keputusan yang dibuat oleh pihak-pihak tersebut tampak tidak sesuai dengan yang seharusnya. Seringkali tindakannya tidak kita pahami atau sikapnya tidak tepat.

Sebagai contoh: pemilik bisnis yang seringkali cekcok dengan putranya terkait dengan pendekatan strategi penagihan. Sang pemilik bisnis bisa jadi lebih cocok dengan manager collecting terkait hal tersebut, dibandingkan dengan anaknya sendiri.

Atau seorang pemilik bisnis yang kewalahan dengan sikap adik iparnya yang bossy terhadap teamnya, dan menghadapi dilema saat beberapa team andalannya mau mengundurkan diri karena konflik dengan adik iparnya itu. Atau saat ada team professional yang tidak rela ada anggota keluarga pemilik yang tiba-tiba di atas strukturnya.

Alasan dari semua hal itu adalah “identitas” yang dimiliki oleh pihak-pihak yang terlibat dalam bisnis Anda. Identitas yang dimiliki oleh pemilik bisnis, anggota keluarga dan professional yang terlibat akan membentuk “values” atau nilai-nilai kerja yang penting.

Kemudian “values” akan membentuk “beliefs” atau pola pandang pendekatan terhadap melihat peluang atau masalah.

Dan saat “beliefs” itu menyala, si pemilik “identitas” akan otomatis rela belajar untuk memperoleh “skills” yang menghasilkan action, decision, dan behavior yang tampak oleh mata orang lain.

Pertanyaan saya:

  1. bagaimanakah keadaan identitas Anda sebagai seorang pemilik bisnis? Sebagai anggota keluarga pemilik bisnis yang dilibatkan? Sebagai professional yang dihire untuk membantu bisnis?
  2. bagaimanakah Anda bisa membangun identitas yang benar dan kuat, agar values, beliefs dan skills Anda bisa terealiasi menjadi action, decision dan behavior yang efektif?

Coach Danny speaks to…

Saya bukan seorang pakar dalam bisnis keluarga, namun saya bersyukur dapat kesempatan untuk melatih cukup banyak keluarga-keluarga pebisnis dan menemukan beberapa hal berikut penting dalam membangun identitas yang mendukung bisnis keluarga yang sukses.

… the owners

Pada para pemilik bisnis, saya mendorong Anda untuk:

  • Mengambil waktu membayangkan sebuah bisnis keluarga yang komersil, menguntungkan dan bisa berjalan tanpa Anda (atau keluarga Anda) di dalamnya, sebuah passive income.
  • Menanyakan pada diri Anda: apa yang mau saya lakukan bila saya memiliki uang dan waktu yang tidak terbatas? Tanyakan juga pada keluarga yang Anda mau libatkan.
  • Merencanakan bahwa bisnis Anda menjadi bisnis yang berjalan dengan super-system, bukan dengan super-man.
  • Buatlah budaya kerja yang mendukung terjadinya visi bisnis Anda tersebut dan junjung tinggi hal tersebut. Hal ini akan membantu banyak pihak untuk bisa memiliki fairness experience dari kepemimpinan Anda, dan menyetel budaya kerja ke posisi yang aktif dan dihormati.
  • Meluangkan waktu (ini wajib) dengan keluarga yang mau Anda libatkan dalam bisnis. Mengapa? Karena DNA keluarga tidak sekuat “environment” yang membentuk identitas mereka. Bila anggota keluarga Anda mengenali pola pikir dan nilai-nilai Anda dari waktu bergaul dengan Anda, Anda akan menghindari masalah-masalah yang tidak perlu dalam sebuah bisnis. Saran saya: total minimal 2 jam seminggu untuk pergaulan yang berkualitas dengan anggota keluarga tersebut.

… the families

Pada Anda anggota keluarga pemilik bisnis, baik anggota keluarga inti (pasangan/ anak/ orangtua) atau anggota keluarga lainnya, saya mendorong Anda untuk:

  • Mengambil banyak waktu untuk membayangkan bahwa kesuksesan keterlibatan Anda bukanlah masalah “pengaruh/ kekuasaan” namun apakah Anda menghasilkan sebuah sistem yang membuat bisnis tersebut lebih lancar berjalan bahkan tanpa Anda maupun pemiliknya?
  • Menyadari bahwa DNA keluarga dan juga pembelajaran di lembaga pendidikan dalam dan luar negeri tidak sekuat sistem yang sudah berjalan, tidak sekuat identitas dan kebiasaan yang telah ada. Dan cara terbaik untuk meningkatkan sistem adalah dengan menjalaninya, mengukur tingkat efektifitasnya sebelum mengusulkan perubahan. Ini relevan, baik Anda ditempatkan di bagian pembelian, penjualan, keuangan dan bagian mana pun.
  • Memahami bahwa identitas pemilik bisnis-lah yang sudah dikenali oleh team, sedangkan identitas Anda belum. Jadi sesuaikan identitas Anda dengan visi bisnis yang dimiliki oleh pemiliknya dengan cara meluangkan waktu dengannya.

… the professionals

Pada Anda para professionals, saya menyarankan:

  • Kenalilah pemilik bisnis dalam arti yang relevan: apa mimpinya, apa visinya. Kemudian berkontribusilah dalam usulan-usulan dan kinerja Anda. Usahakan bahwa setiap kontribusi yang baik dan efektif Anda bakukan sebagai sebuah sistem. Kontribusi yang tidak Anda sistemkan akan menakdirkan Anda untuk melakukannya terus menerus, tanpa dikenali oleh pemilik bisnis.
  • Jangan sibuk mempertahankan posisi Anda sendiri. Saat para professional sibuk melakukan hal itu, mereka akan membuang waktu untuk melakukan hal yang justru counterproductive. Ingatlah, bahwa produktifitas yang konsisten akan membuat Anda indispensable (tidak tergantikan). Di era global seperti sekarang ini, begitu banyak tenaga kerja – domestik dan asing – yang mengincar posisi Anda dan mampu melakukannya. Apa yang membuat Anda menang? Professionalisme dan produktivitas yang konsisten.
  • Menyadari bahwa saat Anda membantu pemilik bisnis dan keluarganya mencapai visi mereka, Anda akan menarik banyak peluang untuk memperoleh pengaruh terhadap para pemilik bisnis tersebut. Ini yang saya sebut sebagai leading up – memimpin atasan Anda. Cara Anda berkomunikasi (baik tersurat maupun tersirat) akan menentukan respon yang Anda akan peroleh, termasuk dari para pemilik bisnis tersebut.
  • Egoless work, artinya menyadari bahwa pemilik bisnis adalah pemilik bisnis dan Anda adalah bagian dari teamnya, terlepas dari jabatan Anda saat ini. Maksud saya, lepaskan ego dari pekerjaan, walaupun Anda adalah orang yang paling berjasa dalam kemajuan unit bisnis yang Anda kelola. Cara terbaik dalam memupuk egoless work adalah: kembali kepada visi dan budaya perusahaan. Pupuklah identitas Anda dengan harmoni dan Anda akan lebih selaras dengan para pemilik perusahaan itu.

Penutup

KELUARGA – bukanlah sebuah unit bisnis, namun seringkali lebih rumit dari bisnis dan membuat bisnis menjadi rumit. Dan kerumitan akan makin menjadi karena bisnis melibatkan orang-orang; para professional yang bisa jadi lebih efektif dari keluarga sendiri. Namun, bila kita mengambil waktu untuk membangun identitas yang kuat, maka bisnis keluarga Anda pun bisa berkembang … tanpa pertikaian.

Selamat membangun bisnis Anda!

[button href=”https://ide-bisnis.com/rekrutmen-dalam-bisnis-keluarga/” primary=”true” centered=”true” newwindow=”true”]Baca juga: Empat hal yang menghancurkan bisnis keluarga[/button]

Ide-Bisnis.com

Share artikel ini, klik: