Mayoritas orang, bila ditanyai apa yang paling mereka takutkan, akan menjawab: “saya tidak takut apa-apa”. Jawaban itu tidak akurat karena hanya sedikit orang yang sadar bahwa mereka terbelenggu dan tersiksa baik secara jasmani atau rohani melalui suatu bentuk rasa takut.
Jadi ada dalam jiwa kita sebuah emosi dari takut yang membebani hidup ini, tanpa kita menyadarinya.
Ketakutan yang Paling Berbahaya
Hanya sebuah analisa yang berani dan tulus akan mengungkap kehadiran dari musuh kehidupan bernama rasa takut ini. Waktu Anda memulai analisa tersebut, selidikilah mendalam ke karakter Anda, karena dari semua jenis ketakutan yang ada, ada satu ketakutan yang paling menghambat sukses Anda. Dan rasa takut itu adalah takut miskin.
6 Gejala dari Takut Miskin
Takut miskin adalah ketakutan yang paling berbahaya, dan memiliki enam gejala yang menandainya:
Indifference/ sikap acuh
Hal ini biasanya diekspresikan lewat kurangnya ambisi, kesediaan untuk mentoleransi kemiskinan, menerima hidup tanpa protes, kemalasan mental dan fisik, kurang inisiatif, kurang imajinasi, kurang antusiasme, dan tidak bisa mengendalikan diri.
Indecision/ tidak bisa mengambil keputusan
Memiliki kebiasaan untuk mengizinkan orang lain berpikir untuk dirinya, karena ia tidak suka bertanggung jawab atas keputusannya.
Doubt/ ragu-ragu
Umumnya dicerminkan melalui pembelaan diri dan alasan-alasan yang dirancang untuk menyembunyikan atau menutupi konsekuensi kegagalan pribadi; terkadang disampaikan dalam bentuk rasa cemburu terhadap mereka yang sukses, atau dengan mengkritik mereka yang sukses.
Worry/ rasa kuatir
Biasanya diungkapkan dengan mencari kesalahan orang lain, kecenderungan untuk memakai uang lebih dari yang dihasilkan, tidak memperhatikan penampilan pribadi, cemberut dan bermuka masam, tidak bisa menguasai diri dalam hal minuman beralkohol, kadang melalui penggunaan narkotika; kecemasan, tidak tenang dan kurang sadar diri.
Over-caution / terlalu berhati-hati
Kebiasaan untuk mencari sisi negatif dari setiap kesempatan, berpikir dan membicarakan kemungkinan kegagalan daripada berkonsentrasi pada tindakan yang membuat sukses. Mengetahui semua resiko yang ada namun tidak pernah mencari rencana untuk menghindarinya. Menunggu “waktu tepat” untuk bertindak, sehingga menunda menjadi permanen. Mengingat orang-orang yang pernah gagal, namun melupakan mereka yang pernah berhasil.
Procrastination/ menunda.
Ini adalah kebiasaan untuk menunda sampai besok apa yang harusnya dilakukan tahun lalu. Membuang banyak waktu untuk menciptakan alasan mengapa tidak melakukan apa-apa. Gejala ini terkait dengan “over-caution”,”doubt” dan “worry”. Menolak bertanggung jawab bila bisa mengelak dari tanggung jawab. Kesediaan untuk berkompromi dan bukannya berjuang untuk prinsip hidupnya. Menawar untuk hal-hal kecil daripada mendesak hidup untuk kemakmuran, kekayaan dan kebahagiaan. Bersahabat dengan orang-orang yang menerima kemiskinan daripada mereka yang memperjuangkan kekayaan.
*Disadur dari Napoleon Hill’s Think and Grow Rich.