Bila Manager Anda Tidak Disukai Timnya

Apa yang perlu Anda lakukan bila orang yang Anda percayai untuk memimpin, ternyata tidak disukai oleh timnya? Apa empat alasan yang perlu Anda kenali untuk membantu manager tersebut dengan efektif?

Share artikel ini, klik:

Saya mau membuat sebuah pengakuan. Pertama kali saya menjabat posisi manager (2004), saya adalah seorang pemimpin yang buruk.

Saya lebih memikirkan bagaimana membuat bos saya terkesan, dibandingkan membantu tim bekerja lebih baik dan mencapai tujuan perusahaan. Saya lebih sibuk membuat peraturan daripada relasi; mencoba mengatur daripada mempengaruhi.

Hasilnya adalah penolakan dari tim yang saya pimpin. Bos saya, Mr. Sudino dan Mr. Bona adalah orang-orang yang paling sering saya repotkan di saat-saat itu.

[callout]Kisah ini sering saya ceritakan saat melakukan leadership coaching. Pengalaman tersebut tidak membuat saya bangga. Namun saya bersyukur pernah mengalaminya – karena kelemahan saya saat itu membuat para manager dan supervisor yang belajar leadership bersama saya lebih terbuka. [/callout]

Akan tetapi, bagaimana bila Anda tengah mengalami hal tersebut dalam perusahaan Anda? Anda mungkin mempercayai seseorang menjadi manager dan memimpin beberapa tim Anda. Sayangnya, Anda merasakan ada yang salah dengan dinamika teamwork tim tersebut. Anda merasa bahwa manager Anda frustrasi dengan tim yang tidak mendukungnya; sementara itu Anda juga merasa tim Anda merasa tidak disupport untuk pekerjaan-pekerjaan mereka.

People Quit People, Not Companies

Dr John C Maxwell mengatakan bahwa people quit people, not companies. Tim Anda berhenti mendukung pimpinannya, bukan berhenti mendukung perusahaan Anda. Tim Anda bisa jadi akan berakhir meninggalkan perusahaan Anda bila mereka merasa bahwa Anda:

  • tidak mampu
  • tidak mau
  • tidak peduli

dengan masalah kepemimpinan manager Anda tersebut.

Penyebab Tim Tidak Suka pada Managernya

Menurut Dr. John C Maxwell, setidaknya ada empat alasan yang menyebabkan sebuah tim tidak suka pada managernya.

[callout]Istilah Manager: Saya menggunakan kata manager dalam artikel ini. Namun, Anda tidak dibatasi untuk merujuk pada supervisor, general manager, direktur atau professional yang berada dalam payroll Anda untuk memimpin tim.[/callout]

1. Tim tidak suka pada manager yang meremehkan mereka.

Salah satu hal yang saya cermati dari para karyawan masa kini adalah mereka ingin dilibatkan, dan bukan sekedar diperintah atau diancam. Bila manager Anda bergaya sok mendominasi dan memperlakukan tim Anda dengan remeh, Anda perlu bersiap-siap mengalami konflik tidak sehat dalam perusahaan Anda.

[callout]Catatan Saya: Meremehkan karyawan tidak melulu berupa bentakan, atau kata-kata ejekan.

Saat manager Anda berpikir sendirian di balik meja, lalu menghampiri karyawan Anda dengan Peraturan atau Keputusan yang Wajib tanpa ada kesempatan untuk memberi masukan – itu adalah sebuah tindakan meremehkan.

Lewat tindakan itu, manager Anda meremehkan timnya seolah pengalaman mereka di lapangan tidak cukup bermanfaat untuk dijadikan masukan.

Masalahnya akan lebih rumit, bila manager Anda mengandalkan ancaman atau paksaan dalam keputusannya.[/callout]

2. Tim tidak suka pada manager yang tidak bisa dipercaya.

Ada lima cara cepat yang bisa dilakukan manager Anda untuk kehilangan kepercayaan dari timnya:

  1. Bersikap tidak konsisten terkait apa yang mereka katakan dan lakukan.
  2. Mencari keuntungan pribadi daripada bersama, termasuk terkait pujian.
  3. Menahan atau menyembunyikan informasi.
  4. Berbohong atau menceritakan kebenaran setengah-setengah.
  5. Tertutup pada masukan, apalagi bila manager Anda terlalu defensif

3. Tim tidak suka pada manager yang tidak cakap bekerja.

Saat manager Anda ternyata tidak cakap bekerja, ia menjadi gangguan bagi tim yang dipimpinnya. Ia menyia-nyiakan energi dari timnya. Malahan, bisa jadi manager Anda menghambat tim Anda fokus pada tujuan yang Anda berikan untuk tim atau unit bisnis tersebut.

Bila tim yang bekerja bagi seorang manager yang tidak kompeten merupakan orang-orang ekstrovert dan berkinerja tinggi, mereka akan cemas bila manager mereka membuat masalah. Seorang karyawan mengeluhkan bagaimana managernya membuat sebuah proyek tertunda hampir setahun dan berkomentar ini pada saya:[shareable cite=”Aris – Tangerang“]Sepertinya bos saya terlalu percaya pada manager saya, sehingga tidak lagi melihat result yang buruk.[/shareable]

Sementara itu, bila tim yang dipimpin manager tersebut juga tidak cakap bekerja, mereka akan kehilangan arah dan tidak tahu apa yang perlu dilakukan.

Apa pun itu, produktivitas menurun, motivasi dikorbankan dan kesempatan yang dimiliki perusahaan Anda menjadi kemustahilan.

4. Tim tidak suka pada manager yang tidak percaya diri

Manager yang percaya diri mendedikasikan waktunya untuk memperlengkapi timnya. Manager yang tidak percaya diri justru tidak mau melakukan itu. Ia tidak mau membantu timnya mencapai potensi maksimal dan menjadi lebih sukses dari dirinya. Malahan ia akan merasa terancam bila ada anggota timnya yang mulai Anda perhatikan memiliki potensi yang bagus.

Manager yang tidak percaya diri mencoba membuat dirinya tidak tergantikan. Anda perlu bisa membaca bilamana gejala tersebut menjangkiti manager Anda. Ia akan sibuk:

  • mengeluhkan betapa timnya tidak bisa bekerja
  • mengeluhkan bahwa timnya tidak mendukung strategi atau peraturannya
  • meminta dukungan formal dari Anda agar timnya mau mendukung

[callout]Catatan saya: Beberapa bulan lalu, saya mendapat kesempatan menemukan seorang manager dengan tingkat ketidakpercayaan diri yang akut.

Saat itu, ia meminta layanan Leadership Assessment dari John Maxwell Team. Para supervisor yang dipimpinnya mengisi survei tentang kepemimpinan manager ini.

Saat hasilnya buruk, manager ini mengancam mengundurkan diri pada atasannya; dan sibuk mencecar saya untuk memberitahu siapa-siapa saja dari para supervisornya yang memberikannya evaluasi buruk. Saat saya menolak, ia sibuk menjelek-jelekkan Leadership Assessment John Maxwell. [/callout]

Memimpin itu melayani

Seorang pemimpin yang saya kagumi dan pernah menjadi boss saya adalah Victor Chan. Ia menasehati saya bahwa menjadi seorang pemimpin berarti kita memiliki otoritas lebih untuk melayani lebih cepat dan lebih baik. Kata kuncinya adalah melayani, karena itulah fungsi kepemimpinan sesungguhnya:

[shareable cite=”Coach Danny”]Bagaimana saya bisa melayani tim saya, agar mereka bisa melayani customer lebih baik lagi?[/shareable]

Talk-It Over

  • Bila Anda merasa manager Anda tidak terlalu disukai oleh timnya, area mana dari empat penyebab yang dipaparkan menjadi titik kelemahannya?
  • Bila manager Anda tersebut ternyata adalah anggota keluarga Anda, apa yang Anda rasa perlu dilakukan?

[shareable]Don’t sacrifice many for one[/shareable]

Butuh ide untuk bisnis Anda? Baca saja Ide-Bisnis.com

Share artikel ini, klik: