Mengapa karyawan mencuri dari perusahaan, atau bahkan menipu customer? Bagi karyawan yang mengatakan bahwa mereka “dipaksa oleh keadaan”, itu biasanya karena tekanan yang mereka tempatkan pada diri mereka sendiri.
Karyawan yang sedang ditekan oleh masalah-masalah kehidupan (khususnya dalam hal keuangan), merasa bahwa “keadaan” memaksa mereka untuk menipu atau mencuri dari perusahaan. Contoh untuk “keadaan” adalah: rasa tamak, kebutuhan yang mendesak, hutang yang menumpuk, judi, dan kesenjangan gaji dari beban kerja.
Mereka yang “digoda oleh keadaan” biasanya tertarik untuk melakukan kejahatan oleh sesama karyawan lainnya atau sistem yang memang rawan korupsi.
Karyawan-karyawan sedemikian tergoda dengan sistem manajemen pengawasan yang memiliki banyak celah yang bisa disiasati. Saat mereka melihat betapa mudahnya mengakali sistem, dan tidak tertangkap, mereka akan mengulangi pencurian/ penipuan itu terhadap perusahaan.
Ini adalah beberapa fakta mengenai penipuan dalam perusahaan yang diambil dari Canadian Business KPMG’s profiling:
Menarik untuk diperhatikan bahwa 33% pencurian / penipuan dilakukan oleh karyawan yang sudah bekerja lebih dari 10 tahun dan 66% dari antaranya melakukannya dengan bantuan dari orang lain.
[shareable cite=”Warren Bennis”]Perusahaan yang mengalami penipuan secara internal biasanya ‘terlalu banyak dimanajemeni’ namun ‘kurang kepemimpinan'[/shareable]
Talk-It-Over
- Bila Anda pernah mengalami fraud dalam bisnis Anda, apa yang Anda lakukan untuk menyelesaikan kasus tersebut? Apakah sampai melibatkan pihak berwajib?
- Apa yang Anda lakukan untuk mencegah fraud terjadi dalam bisnis Anda?
- Pernahkah Anda melakukan survei survey fraud prevention untuk bisnis Anda? Bila sudah, seberapa kokoh perusahaan Anda dalam mencegah fraud? Bila belum, silahkan hubungi kami di 021-2924.1957 untuk mendapatkan copy untuk Anda.