Dalam jabatan kepemimpinan saya yang pertama, saya tidak banyak mendelegasikan tugas. Mengapa? Ya, karena saya tidak merasa perlu melakukannya. Saya masih memiliki banyak energi dan pekerjaannya pun belum terlalu banyak.
Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan saya naik ke posisi yang lebih berpengaruh sekaligus menantang, saya diperhadapkan pada sebuah kenyataan: saya memiliki batasan.
Saya sadar bahwa saya perlu memfokuskan pekerjaan saya pada hal-hal yang hanya saya dapat lakukan. Sisanya, saya perlu belajar untuk mendelegasikannya kepada orang lain.
[shareable]Hal pertama yang saya sadari tentang delegasi adalah bagaimana kebanyakan orang melakukannya dengan keliru – atau tepatnya, mereka melakukannya separuh-separuh.[/shareable]
Banyak pemimpin bersedia membagi tugas dengan tim mereka. Namun untuk alasan tertentu, mereka lupa untuk berbagi otoritas agar membuatnya berhasil. Akibatnya, mereka memberikan beban yang terlampau berat dan gagal memberdayakan tim mereka. Ini membuat tim stagnan dan tidak berhasil melaksanakan apa yang diinginkan dari potensi mereka.
Pemberdayaan atau empowerment sangat penting bagi kepemimpinan dan delegasi. Diperlukan setidaknya otoritas yang seimbang dengan beban atau tanggung jawab yang diberikan kepada orang yang melaksanakan tugas tersebut.
Bila bebannya lebih besar dari otoritas atau pemberdayaan yang diberikan, ini yang dapat terjadi:
Motivasi menurun.
Tanpa otoritas untuk bertindak atau mengambil keputusan, tim Anda akan merasa melakukan tugas yang mustahil. Dan ini adalah pembunuh semangat.
Keputusan lambat.
Bila Anda sebagai pemimpin perlu menentukan setiap keputusan terkait sebuah tugas, Anda akan melumpuhkan prosesnya.
Hilangnya kreatifitas.
Anggota tim merasa terikat pada cara Anda melakukan hal, sehingga mereka tidak merasa bebas untuk mencoba cara-cara baru dan inovatif dalam mencapai tujuan.
Tanggung jawab menurun.
Bila tim merasa mereka hanya sebuah gerigi dalam sebuah mesin, mereka tidak akan termotivasi untuk memberikan yang terbaik. Dan pemimpin tidak dapat benar-benar meminta pertanggungjawaban tim akan bagian yang tidak mereka delegasikan.
[shareable cite=”Ken Blanchard”]Pemberdayaan berarti Anda memiliki otoritas untuk bertindak, dan juga berarti Anda bertanggung jawab atas hasilnya[/shareable]
Dan itu adalah bagian dari sebuah proses.
Memberikan delegasi secara tepat membutuhkan waktu dan upaya. Pertama-tama akan nampak lebih cepat dan mudah melakukannya sendiri. Dan mungkin memang iya, untuk di awalnya.
Namun bila Anda memberdayakan orang seefektif saat memberikan delegasi, Anda melepaskan mereka untuk melakukan tugas itu. Dan Anda melepaskan diri Anda untuk memimpin mereka dan tim Anda lainnya.
Moralitas meningkat dan keputusan-keputusan dibuat di tingkatan yang paling efisien sehingga momentum bergerak cepat. Orang-orang merasa bebas untuk menjadi kreatif, sehingga cara-cara baru dalam melakukan pekerjaan ditemukan.
Dan karena Anda sudah jelas dengan tugas dan memberikan tim Anda otoritas untuk melaksanakannya, Anda dapat dengan mudah memegang mereka untuk tanggung jawab bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Berikut adalah tingkatan-tingkatan pemberdayaan yang saya berikan kepada tim selaras dengan tanggung jawab yang saya lepaskan bertahap kepada mereka:
Saya percaya bahwa pemberdayaan sangat penting bagi terciptanya efektifitas Anda sebagai seorang pemimpin. Tanpanya, banyak pemimpin memegang terlalu banyak tanggung jawab dan keputusan untuk dibuat – yang akhirnya membuat mereka kurang efektif dalam melakukan hal-hal yang hanya mereka sanggup untuk lakukan.
Renungan:
Apakah Anda memberdayakan tim Anda?
Dalam area apa saja Anda perlu memberikan tim Anda otoritas atau pemberdayaan untuk menyelesaikan tugas hari ini?