John Maxwell berkata bahwa leadership adalah pengaruh – tidak lebih, dan tidak kurang. Bila seorang pemimpin tidak memiliki seorang pun yang mengikutinya, ia hanya sekedar seseorang yang memiliki jabatan.
Akan tetapi, memimpin dapat memiliki tantangannya sendiri saat tim yang Anda pimpin adalah seseorang yang sukar dipengaruhi. Beberapa anggota tim memang sukar untuk diajak berkomunikasi dan bekerjasama.
Jadi bagaimana bila:
- seorang anggota tim yang seharusnya berada dalam momentum yang bagus malah melambat karena ia tidak percaya diri? Atau karena ia mudah tersinggung?
- apa yang seorang pemimpin perlu lakukan bila timnya gagal bahkan menyerah sama sekali?
Perkenalkan Bobby Mudah Bete
Ia adalah adalah pekerja yang baik, seseorang yang bisa menghasilkan dan mengerjakan tugas-tugasnya dengan semangat.
Namun, dalam perjalanan, ia sering kehilangan arah. Ia mudah kehilangan fokus tentang apa yang penting. Kecenderungannya yang berorientasi pada sesama membuatnya sukar berkata tidak, dan terjebak dalam timbunan pekerjaan non-prioritas yang membuatnya kehilangan momentum.
Saat dikritisi atau ditegur oleh atasannya karena lambatnya kemajuan kerja, ia mudah tersinggung walau ia tidak secara terbuka menampilkan perasaannya – atau kebingungannya.
Yang pasti, tanpa momentum atau kepercayaan diri, ia tidak mau bergerak maju. Tanpa merasa akan dihargai, ia merasa tidak ada maknanya berjuang. Ia bahkan memikirkan untuk berhenti bekerja.
Bila Anda memimpin Bobby Mudah Bete, Anda perlu memahaminya, bersedia mendengarkannya dan memberikannya bantuan untuk bertumbuh. Yang Bobby perlukan untuk bisa mulai berjalan maju kembali adalah keyakinan bahwa Anda sungguh-sungguh mendukung dan percaya pada kemampuannya.
Memahami Bobby Mudah Bete:
- Sifatnya: mudah stress, sensitif
- Termotivasi dengan: coaching
- Kekuatannya: kesuksesan masa lalu
- Kelemahannya: mudah pesimis bila dikritik
Mendengarkan Bobby Mudah Bete:
- Duduk bersamanya secara pribadi dan bicarakan tentang kegalauannya.
- Biarkan ia bicara tentang kesuksesan masa lalunya (kesediaan Anda mendengarkan sukses masa lalunya membantunya memuaskan egonya, walau pun Anda mungkin sudah mendengarkan berkali-kali).
- Tuliskan apa yang ia lakukan saat kondisi tidak begitu baik untuknya
- Tuliskan apa yang ia lakukan saat kondisi sedang baik.
- Bila ia bersedia bertumbuh, susunlah sebuah rencana kerja
Memimpin Bobby Mudah Bete:
- Pisahkan ia dari orang lain bila ia sedang galau atau “bete”. Sifat sensitifnya akan membuatnya mudah defensif dan semakin galau bila diperhadapkan dengan orang yang berani blak-blakan dengan kesalahannya.
- Bantu ia memprioritaskan ulang pekerjaannya yang menumpuk.
- Dampingi ia selama mungkin
- Minta ia melakukan apa yang benar atau perlu dilakukan, bukan apa yang ia mau lakukan.
- Sering-seringlah memberikan ia semangat.
Talk-It Over
Apakah Anda memiliki anggota tim seperti Bobby Mudah Bete dalam perusahaan atau departemen Anda? Apakah Anda memimpin tim seperti itu? Dengan coaching dan perhatian yang positif dari Anda, Bobby dapat meraih kembali kepercayaan dirinya dan mulai bersinar kembali.
Refleksi
Bagaimanakah bila Anda menemukan diri Anda seperti Bobby Mudah Bete? Apa yang perlu Anda lakukan agar bisa memimpin lebih efektif?
Baca juga: Inspiring Ivone: Bagaimana Menghadapi Tim yang Mudah Menyerah