Breakthrough Factors – Part 2

"Saya mau berhenti berbisnis. Saya jumpalitan untuk mendapatkan customer. Saya mulai kehabisan uang. Saya mau menyerah..." Bila Anda sedang ingin berhenti berbisnis, Anda merasa mau menyerah dengan kesulitan bisnis yang ada, artikel ini akan membantu Anda untuk menerobos bangkit.

Share artikel ini, klik:

Artikel ini adalah lanjutan dari Breakthrough Factors yang bisa dibaca di sini.

Breakthrough berarti Anda berani bertindak menghadapi hambatan (bottleneck) yang selama ini hanya bisa Anda keluhkan.

Dan untuk bisa bertindak, Anda perlu mendapat 3C: clarity, courage dan commitment.

Breakthrough follows

Untuk membantu Anda memulai breakthrough dalam bisnis Anda, ada empat area yang bisa Anda telaah dan adopsi dalam perjalanan Anda memimpin bisnis. Kiranya empat ulasan singkat ini memberikan Anda clarity, courage dan commitment untuk menerobos dan mengalami breakthrough yang Anda berhak dapatkan.

Artikel ini adalah lanjutan dari Breakthrough Factors – Part 1. Dalam artikel ini, Anda akan membaca 2 faktor terakhir dari 4 Breakthrough Factors dalam artikel ini. Terima kasih.

Breakthrough follows a break-with

Dave Ramsey, seorang New-York-Time bestselling author, pernah menulis “Business is Easy, until people get involved”. Dan masalah tentang “orang” memang berpeluang menjadi salah satu penyebab stagnasi yang paling menjengkelkan yang Anda alami:

  • Karyawan yang tidak perform, tetapi Anda tidak tega berhentikan.
  • Manager yang hanya pandai bercerita (baca: pintar berpolitik kantor), tetapi tidak bisa menunjukkan inisiatif atau loyalitas.
  • Eksekutif yang telah Anda bayar mahal tapi begitu banyak progress bisnis Anda justru banyak tertunda di mejanya.
  • Kerabat yang berkonflik dengan Anda dalam bisnis dan Anda terjebak antara profesionalisme dan status keluarga.
  • Dan masih banyak lagi.

Anda pun lagi-lagi berpikir apakah Anda lebih baik mengalah dan menerima nasib?

Namun, kembali Anda memilih berkomitmen sebagai pemimpin yang bertanggung jawab untuk kesejahteraan seluruh tim Anda.

Anda (bisa) memilih berani untuk “break-with” dengan orang yang selama ini Anda hindari untuk hadapi.

Anda memanggilnya dan membicarakan hal serius yang selama ini Anda hanya bisa pendam dalam hati (dan Anda hanya bisa lampiaskan dengan kemarahan tidak jelas pada pasangan/ anak-anak Anda).

Saat orang itu mau berubah, Anda memberikan kesempatan dengan batas waktu yang jelas untuk menunjukkan kesungguhannya. Saat orang itu sibuk membela diri, Anda tidak ragu untuk memutuskan memberhentikannya.

Dan saat Anda melakukan itu, Anda mengalami apa yang John Maxwell katakan sebagai “ada angin segar yang berhembus dan membangkitkan semangat kerja tim yang ada”.

Mengapa? Karena Anda berani untuk menjadi pemimpin yang memegang komando: Anda berani “break-with” – berani memutuskan hubungan dengan bottleneck yang selama ini menghambat kinerja bisnis Anda

Breakthrough follows a break-up

Break-up di sini bukan berarti putus cinta. Namun putus dari apa yang Anda cintai, untuk apa yang lebih Anda cintai.

Dan ini bicara tentang habit atau kebiasaan Anda yang selama ini menghambat Anda serius dengan bisnis Anda:

  • Itu bisa jadi kebiasaan Anda untuk lebih exist berjam-jam di sosial media daripada memimpin tim Anda.
  • Atau bisa jadi tentang kebiasaan Anda “bersembunyi” dan membiarkan waktu yang menjawab untuk hal-hal yang Anda takut untuk putuskan.
  • Bisa pula tentang hobi Anda tidur sampai siang (banyak pengusaha masih terjebak dalam hal ini loh).
  • Habit yang lebih merasa seru mengikuti berita-berita politik (mudah-mudahan bukan yang hoax) daripada menggarap serius strategi marketing atau produksi baru.
  • Juga habit untuk dugem dan minum-minum sepanjang malam sehabis bisnis karena prinsip “work hard play hard” yang Anda anut.

‘Ini hidup saya Coach, kenapa Coach yang repot?’

Saya gak repot kok, dan tidak mencoba ikut mengatur hidup Anda. Namun bila Anda mengeluh bisnis Anda stagnan, Anda mungkin perlu mengecek cara Anda menggunakan waktu:

Apakah Anda lebih banyak menggunakan waktu untuk membangun bisnis Anda, atau untuk hobi Anda?

Anda mungkin berkata “we have a life juga, Coach, kami mau enjoy!”

Atau Anda mungkin berkata “rejeki mah Tuhan yang atur”.

Namun, entah kenapa saat ini Anda merasa perlu memilih cara yang lebih baik. Anda mulai paham dan memegang prinsip: “mengorbankan hal yang saya cintai untuk mendapat hal-hal yang lebih saya cintai”.

Lalu Anda pun mulai berani “break-up” dari Facebook, dari situs berita politik, dari tidur 5 menit lebih lama, dari gang minum-minum agar Anda bisa punya waktu untuk membangun bisnis Anda dengan lebih baik.

Berbulan-bulan kemudian, Anda terkejut betapa banyak progress yang Anda bisa hasilkan setelah “break-up” dengan hal-hal yang selama ini Anda anggap sebagai “hak”.

Anda pun berujar: “saya jadi sadar main Facebook gak bisa bayar cicilan KPR Gudang saya Coach” atau “hangout tiap malam tidak buat saya otomatis jadi pemimpin yang disegani oleh tim”. Anda pun telah mengalami breakthrough setelah “break-up”.

Penutup

Breakthrough – menerobos masalah dan menaklukkannya, mungkin adalah hal terakhir yang ada di pikiran Anda setelah bertahun-tahun hanya bermain bertahan.

Akan tetapi, dengan kejelasan, keberanian dan komitmen, breakthrough adalah hak Anda dalam bisnis. Dua hal di atas kiranya membantu Anda melakukan evaluasi awal untuk akhirnya bertindak. (Baca juga Breakthrough Factors 1 di sini)

Selamat menerobos!

Share artikel ini, klik: