Mendelegasikan masalah pada karyawan

Goal memiliki bisnis yang berkembang cepat berarti Anda tidak bisa melakukan segala sesuatu sendirian lagi. Anda perlu belajar melepaskan tanggung jawab pada tim, melalui delegasi yang efektif. Artikel ini mengupas bagaimana pemimpin bisnis melakukan delegasi dengan kejelasan dan keyakinan.

Share artikel ini, klik:

Presiden Joko Widodo minta percepatan pembangunan diprioritaskan dalam rapat terbatas mengenai proyek strategis nasional di Kantor Presiden, Selasa 21 Februari 2017 lalu. Serupa dengan pemerintah, mungkin Anda pun memiliki harapan bahwa bisnis Anda berkembang jauh lebih cepat – sebagai imbalan dari tahun 2016 dengan perlambatan ekonomi yang kita hadapi bersama.

Namun, percepatan mengandung arti bahwa Anda tidak bisa melakukan segala sesuatu sendiri. Tim Anda perlu diupgrade agar bisa mengimbangi keinginan dan kecepatan Anda.

Dan bagaimana juga dengan kemampuan tim saat menghadapi masalah-masalah sulit? Bukankah itu juga yang sering men-distract (baca: memperlambat) Anda – karena tim tidak memiliki kemampuan memecahkan masalah?

Semakin besar organisasi dan grup Anda, semakin penting kesadaran bahwa kita tidak bisa melakukannya sendiri. Termasuk dalam hal ini, kesadaran bahwa si A atau si B (baca: orang kepercayaan kita) melakukannya sendiri terus menerus. Namun, bagi pemimpin yang sudah terbiasa berkuasa, kesadaran ini menyertakan pengorbanan khusus: pengorbanan untuk mendelegasikan tanggung jawab.

Delegasi dan Baby Boomers

Bila Anda yang membaca artikel ini lahir sekitar tahun 1945-1965, Anda tergolong kelompok baby boomers – yang cenderung terbiasa memegang kendali. Akibatnya mendelegasikan tanggung jawab, apalagi mendelegasikan tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah yang sukar sangat sulit bagi kita. Semakin kita mencoba untuk mendelegasikan, kita akan merasa kehilangan kendali – dan ini yang mungkin ada di benak Anda: semakin besar kemungkinan terjadinya kesalahan yang lebih besar.

Leaders, memberikan delegasi memang risky.

Terkadang memberikan delegasi justru mengakibatkan konflik, kekecewaan dan penyesalan. Mungkin Anda berkata: ‘tetap saja saya yang harus membereskannya sendiri’. Itu sebabnya kita sering mendengar para pemimpin lain berkata: ‘kalau saya mau sesuatu dikerjakan dengan benar, lebih baik saya kerjakan sendiri’.

[shareable]Akankah kita melakukan ini sendirian selamanya?[/shareable]

Kita menyukai perasaan memiliki kendali karena kita paham bahwa kita bangkit dan hancur akibat action kita sendiri. Namun, kendali sedemikian sebenarnya menyembunyikan rasa sakit dan kekuatiran: ‘akankah kita melakukan hal ini selamanya’?

Kita tidak dapat melakukannya sendirian, leaders, sehingga aspek lain dalam bisnis dan keluarga kita menjadi korbannya.

Delegasi dan pemimpin perfeksionis

Bagi Anda yang agak ‘perfeksionis’ – kita tidak pernah bisa memuaskan kecenderungan kita untuk kesempurnaan. Kita bisa saja memilih untuk melakukannya sendirian; namun saat melakukannya, berapa banyak dari Anda bisa menyetujui (walau dalam hati) bahwa kita mengeluh kenapa tidak ada yang membantu kita.

Kenyataannya adalah:

[shareable]orang-orang bersedia membantu kita; namun kita perlu bersedia melalui pengorbanan dalam mendelegasikan tanggung jawab.[/shareable]

Saya mengamati bahwa saat seorang pemimpin terus menggenggam apa yang seharusnya ia lepaskan, itu adalah tanda bahwa ia sedang tenggelam. Hanya orang yang sedang tenggelam yang genggamannya begitu keras.

Tahun 2017 masih panjang untuk dijalani sendirian

Bila Anda membaca artikel ini dan sedang merasa begitu banyak beban yang Anda tanggung sendirian, cobalah untuk melakukan delegasi. Tahun 2017 masih panjang dan melakukan segala sesuatu sendirian ‘nampak lebih cepat di awal’ namun ‘menenggelamkan di perjalanan’. Itu sebabnya ada peribahasa Afrika yang berkata:

“if you want to go fast, go alone. If you want to go far, go together”

Dan bila Anda tertarik untuk mencoba melakukan delegasi, ini ada lima tips singkat dari Dr. John C Maxwell:

Pertama, pastikan orang yang menerima delegasi memahami the big picture.

Mengapa ia perlu melakukan hal tersebut dengan baik? Jika Anda tidak menjelaskan hal ini, jangan salahkan dirinya bila ia tidak melihat delegasi itu sepenting Anda melihatnya.

Kedua, berikan tujuan yang jelas

Gunakan pertanyaan ini saat mau mendelegasikan sebuah tugas: apa tandanya ia melakukan tugas itu dengan benar?

Ketiga, bila delegasi yang Anda berikan adalah untuk sebuah tim, berikan arahan yang jelas.

Anggota tim Anda perlu paham tanggung jawab spesifik bagi setiap anggota tim. Bila Anda menghindari hal ini, ada dua resiko yang Anda perlu hadapi: konflik antar tim dan ketidakjelasan tanggung jawab.

Keempat, berikan support dari Anda.

Apa saja yang Anda berikan pada mereka untuk bisa mengerjakan delegasi itu dengan baik?

Kelima, berikan otoritas dan tanggung jawab.

Memberikan tanggung jawab tanpa otoritas untuk melakukannya dengan sukses bukanlah delegasi, namun dumping problems.

[callout]Dumping problems adalah saat Anda ‘membuang’ masalah yang Anda tidak suka atau pahami pada tim, tanpa memberikan mereka arahan atau bantuan yang jelas.[/callout]

Saya percaya tahun ini menjadi tahun percepatan bagi Anda dan bisnis Anda, leaders. Apalagi bila Anda mengizinkan diri Anda membangun banyak pemimpin baru melalui delegasi.

Selamat mendelegasikan!

Ide-Bisnis.com

[callout]Artikel asli berjudul ‘Delegating Difficulties’ dan dimuat dalam Managers’ Scope Januari 2016.[/callout]

Share artikel ini, klik: