Kesulitan Merekrut Karyawan Dimulai dari 5 Hal Ini

Kesulitan merekrut karyawan? Anda tidak sendirian. Untuk membantu Anda, Coach Danny mengupas lima penyebab yang sering dialami perusahaan sehingga kesulitan merekrut karyawan.

Share artikel ini, klik:

Kesulitan merekrut karyawan? Anda tidak sendirian.

Banyak perusahaan kesulitan dalam merekrut karyawan, khususnya untuk merekrut karyawan yang cakap bekerja dan bisa diandalkan.

Setiap pengusaha ingin perusahaannya bisa menarik kandidat karyawan yang berkualitas, dan tidak membuat perusahaannya sebagai tempat “belajar sementara” sampai karyawan tersebut mendapat pekerjaan di tempat yang lebih baik.

Kesulitan merekrut karyawan menjadi lebih kritis lagi bila posisi yang sedang dibuka adalah jabatan manajerial. Tentu kita tidak mau mendapatkan manager yang bekerja sekedar untuk uang, yang sangat mudah berpindah pekerjaan bila diimingi gaji yang lebih besar.

Artikel ini membantu Anda menemukan beberapa penyebab dari kesulitan merekrut karyawan yang biasanya dialami perusahaan-perusahaan, khususnya terkait merekrut atau mempromosikan manager.

Kesulitan merekrut karyawan dimulai dari…

Kebanyakan perusahaan dengan rekrutmen yang bermasalah memulai kesulitan mereka dalam merekrut dari:

1 Overestimate kemampuan calon karyawan tersebut

Tidak jarang pengusaha dan manager HRD terlalu cepat percaya dengan potensi seseorang karena bawaan kepribadian mereka. Saat Anda yang people person menginterview, bisa jadi Anda mudah percaya dengan kandidat yang pandai bicara dan mempengaruhi (termasuk: memuji pencapaian Anda). Tapi semua kita paham bahwa ada perbedaan besar antara bisa menjelaskan dan bisa melakukan, bukan?

Tips praktis: lakukan interview berdua dimana Anda dan mitra interview bergantian bertanya dan mengamati gerak-gerik karyawan saat merespon.

2 Kompromi terhadap attitude karena butuh skill karyawan tersebut

Akar masalah ini paling sering terjadi di perusahaan yang belum memiliki divisi SDM yang kuat. Owner atau pemilik perusahaan biasanya baru merekrut saat posisi tertentu dibutuhkan. Akibatnya, saat menemukan kandidat yang tampak skillful, akan tetap direkrut walau secara attitude tidak cocok, selama gajinya affordable. Yang perlu kita ingat adalah hukum apel busuk dari Dr John C Maxwell: “Karyawan pandai dengan attitude buruk akan merusak kinerja karyawan lainnya.”

Tips praktis: tanyakan pada diri Anda “hal apa dari kandidat yang bisa menjadi alasan Anda menolaknya” lalu eksplorasi jawaban Anda.

[shareable cite=”John C Maxwell”]Karyawan pandai dengan attitude buruk akan merusak kinerja karyawan lainnya.[/shareable]

3 Tidak menunjukkan situasi pekerjaan yang menyenangkan

Kondisi kerja yang menyenangkan adalah dambaan dari setiap karyawan. Akan tetapi, syarat tersebut menjadi mutlak bila Anda merekrut karyawan di masa kini. Para milenials, yang meliputi sebagian besar calon karyawan, akan memperhatikan bagaimana karyawan Anda yang lain bekerja dan berinteraksi. Bila mereka merasa sedang melamar pekerjaan ke perusahaan yang lebih suram dari rumah duka, dipastikan mereka tidak akan kembali untuk interview kedua.

Tips praktis: buat testimonial dari karyawan dalam bentuk cetakan atau video, dan minta kandidat tersebut melihat testimonial tersebut.

4 Kabar buruk yang tersebar karena masalah integritas

Anda sudah mencoba meminta referensi dari karyawan, tetapi tidak kunjung mendapatkan referensi yang cukup banyak? Hati-hati, itu bisa jadi pertanda karyawan-karyawan Anda tidak benar-benar happy bekerja untuk Anda. Banyak hal yang menyebabkan ketidakbahagiaan karyawan, namun masalah integritas atasan adalah nomor 1.

Dr John C Maxwell dalam bukunya Becoming a Person of Influence malah mengatakan bahwa 71% karyawan di Amerika Serikat mengeluhkan integritas atasannya.

[callout]Integritas: saat tindakan Anda cocok dengan ucapan Anda.[/callout]

Tips praktis: tepati ucapan Anda pada karyawan, minimal 6 minggu.

5 Sibuk mencocokkan

Anda punya banyak impian? Itu bagus. Tapi dalam hal rekrutmen, Anda perlu setia pada tujuan rekrutmen Anda. Akar masalah kelima ini sering terjadi dalam perusahaan-perusahaan dimana perekrutnya sibuk mencocokkan kandidat yang ia sukai dengan pekerjaan-pekerjaan lain yang belum perlu ada, supaya kandidat itu tetap masuk ke perusahaan.

Tips praktis: miliki scorecard untuk menginterview kandidat terhadap lowongan yang dibuka.

Pertanyaan

  • Dari lima alasan di atas, yang mana yang paling sering membuat Anda kesulitan dalam merekrut? Apa yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya?
  • Adakah penyebab lain yang belum diulas dalam artikel ini?

Untuk Strategi Praktis Merekrut Karyawan, bacalah juga:

Share artikel ini, klik: