Bila Anda tengah ditawarkan oleh konsultan manajemen akan produk-produk leadership assessment seperti General Leadership 360°, Myers-Briggs atau CliftonStrengths assessment – mungkin Anda perlu mengecek artikel ini terlebih dahulu.
Siapa tahu Anda bisa menemukan alternatif yang lebih praktis – ini adalah salah satu manfaat membaca Ide-Bisnis.com .
Leadership assessment tentunya berguna untuk mengukur leadership Anda dan membantu Anda memperbaiki skill-skill terkait di dalamnya. Namun sering juga leadership assessment hanya sekedar membuang uang, karena kendala validitas dalam pelaksanaannya. Kendala validitas terjadi saat kondisi pelaksanaan assessment tidak mendukung gambaran akurat dari keadaan maupun tantangan seorang leader.
Ambillah contoh General Leadership 360° yang sering disalahgunakan sebagai “surat kaleng” dari tim dan kolega untuk mendiskreditkan pemimpin yang sedang disurvei. Salah satu eksekutif yang menjadi klien saya bahkan memiliki coaching goal untuk memperbaiki hasil General Leadership 360° yang dilaksanakan tahunan oleh boss besarnya. Hal tersebut seharusnya tidak perlu terjadi bila sebuah assessment memiliki tingkat akurasi dari validitas pelaksanaan yang tinggi.
Namun, saya tidak bermaksud berbicara panjang lebar tentang produk-produk leadership assessment tersebut. Sebaliknya, saya hendak memberikan alternatif yang lebih praktis untuk Anda yang membaca Ide-Bisnis.com .
Siapa Dua Karyawan Anda Yang Paling Baik?
Mari kita mulai dengan pertanyaan ini:
“Siapa dua karyawan Anda yang paling baik?”
Coba ingat-ingat nama dua orang karyawan Anda yang paling mudah Anda pimpin. Dengan kata lain, siapa dua karyawan Anda yang paling bisa bekerjasama dengan Anda.
1. _____________________________________________________
2. _____________________________________________________
Evaluasi kualitas dari dua karyawan tersebut.
[shareable]Sebagai seorang pemimpin, saya mempengaruhi (atau lebih mudah memimpin) orang yang sifatnya serupa dengan saya[/shareable]
Sekarang mari coba evaluasi kualitas dari dua karyawan tersebut. Misalnya Anda adalah Pak Alex, seorang General Manager, dan memiliki Indri dan Susan sebagai dua manager Anda yang paling mudah Anda pimpin – dibanding manager-manager yang lain.
Mari cek bersama, apakah Indri dan Susan itu:
Lebih berjiwa pemimpin atau pengikut?
Orang-orang yang berjiwa pemimpin bisa inisiatif bertindak saat menemukan masalah, sementara yang berjiwa pengikut cenderung menunggu komando.
Pemikir atau pekerja?
Pemikir biasanya mahir dalam membuat rencana dan meyakinkan orang bahwa sebuah rencana bisa terlaksana, namun tidak punya kekuatan tekad untuk mengerjakan rencana tersebut sampai rampung. Pekerja sebaliknya bisa dikondisikan untuk mengerjakan rencana yang dibuat orang lain, namun jangan terlalu diharapkan untuk bisa inisiatif memikirkan problem solving saat mengalami kendala dalam pelaksanaan.
Berpikiran luas atau sempit?
Ada orang-orang yang berpikiran luas. Orang-orang tipe ini berpikir panjang bahkan sampai ke beberapa tahun ke depan. Namun ada juga orang-orang yang berpikiran sempit, yang hanya peduli tentang apa yang di depan mata atau keperluan mereka di saat ini. Orang yang berpikiran luas bersedia menanggung kesulitan untuk kelancaran di masa depan, tapi jangan harapkan kualitas itu dari orang yang berpikiran sempit.
Positif atau negatif?
Ada pula orang-orang yang pikiran, perkataan dan responsnya positif. Dan ada pula orang-orang yang pikiran, perkataan dan responnya selalu negatif. Itu seumpama ada orang yang bisa bersyukur ada mawar di tengah tangkai berduri versus orang yang mengeluhkan duri dan abai akan keindahan mawar.
Menghadapi masalah atau sembunyi dari masalah?
Beberapa dari karyawan kita siap dalam menghadapi masalah, sementara lainnya sembunyi dan mengubur masalah sampai akhirnya ketahuan kita. Yang akhir ini umumnya masalahnya sudah menjadi terlalu besar karena tidak pernah dihadapi.
Stok Opname Kualitas Leadership Anda
Setelah mengevaluasi dua karyawan Anda dengan lima kualitas di atas, maka penting untuk kita amati apa yang dikatakan Dr John C Maxwell saat mau melakukan “stok opname” atau penilaian leadership kita:
Sebagai seorang pemimpin, saya mempengaruhi (atau lebih mudah memimpin) orang yang sifatnya serupa dengan saya.
Nah, kiranya pernyataan di atas menjadi cermin bagi kita bersama. Bila kita mudah memimpin dua orang karyawan tersebut – bisa jadi karena sifatnya serupa dengan kita. Dalam contoh Indri dan Susan, Pak Alex menemukan bahwa Indri dan Susan lebih kurang memiliki kualitas-kualitas:
- Pemimpin
- Pekerja
- Berpikiran luas
- Positif
- Menghadapi masalah
Dengan kata lain, demikian pula sebenarnya sifat atau kualitas leadership Pak Alex bagi keseluruhan timnya.
Punya Action Plan untuk yang Lain?
Hal yang kita bahas sebelumnya mengandung sebuah pertanyaan:
Bila saya mudah memimpin dua orang karyawan tersebut karena kualitas sifatnya serupa dengan saya, maka apakah saya memiliki action plan untuk efektif memimpin karyawan-karyawan lain yang sifatnya jauh berbeda dari saya?
Sama seperti dengan Pak Alex, apakah Anda memiliki action plan untuk karyawan-karyawan yang kualitas sifatnya:
- Cenderung pengikut
- Pemikir
- Berpikiran sempit
- Negatif
- Sembunyi dari masalah
Jangan keliru, menjadi seorang leader bukan berarti Anda bertugas untuk mengubah sifat orang dari buruk menjadi baik. Tugas Anda hanya untuk bisa efektif mempengaruhi orang-orang yang sifatnya berbeda dari Anda.
Contoh A
Jadi, Anda tidak bertanggung jawab untuk mengubah orang yang sifatnya negatif agar bisa jadi positif. Anda tidak akan bisa. Percayalah, orangtua dan pasangannya sudah berusaha melakukannya, dan mereka punya waktu dengan orang tersebut lebih lama daripada Anda dan tetap gagal.
Tugas Anda adalah menemukan action plan untuk bisa memimpin orang yang negatif. Ini berarti Anda mungkin perlu:
- jangan terlalu terlibat atau ingin tahu masalahnya
- kenali bias negatif yang ada di sudut pandangnya, agar Anda bisa memahami apayang sebenarnya ia bicarakan
- set microgoals
- hindari menempatkan ia dalam tim yang positif
Contoh B
Bila Anda sukar memimpin orang-orang yang bermental pekerja, maka mungkin Anda tidak perlu untuk mendorong minatnya untuk memimpin. Akan tetapi Anda perlu memastikan untuk memberikan arahan dan komando yang jelas.
Contoh C
Bila Anda sukar menghadapi karyawan-karyawan yang berpikiran sempit, Anda lebih baik menciptakan aturan main dan sistem resolusi konflik – dibandingkan memotivasi mereka untuk positive-thinking.
Penutup
Sebagai seorang pemimpin, saya mempengaruhi (atau lebih mudah memimpin) orang yang sifatnya serupa dengan saya. Ini adalah sebuah ajakan untuk kita bersama: apakah saya sudah punya action plan untuk memimpin orang-orang yang sifatnya berbeda dari saya?
Bila belum, buatlah action plan yang praktis dengan tujuan menemukan hal-hal yang bisa Anda lakukan untuk memimpin lebih efektif. Sekali lagi, Anda tidak punya tanggung jawab untuk mengubah sifat orang. Anda punya tugas untuk menemukan cara memimpinnya lebih efektif.
Selamat memimpin lebih efektif!