12 Tanda Pemimpin yang Lemah *Updated*

Untuk menjadi pemimpin yang efektif, kita perlu juga melihat apa tanda-tanda pemimpin yang lemah. Artikel ini mengupas 12 tanda pemimpin yang lemah, yang akan membantu Anda mengevaluasi kepemimpinan Anda dalam bisnis dan tim.

Share artikel ini, klik:

 

Terkadang kita bisa belajar dari teladan yang baik, namun kita seringkali bisa belajar juga dari kegagalan orang lain. 12 tanda kepemimpinan yang lemah ini bisa membantu Anda mengevaluasi kapasitas kepemimpinan Anda, baik terhadap tim maupun dalam industri yang Anda geluti.

1. Saya menunggu seseorang memberitahu apa yang perlu dilakukan daripada mengambil inisiatif sendiri.

Salah satu tanda pemimpin yang lemah adalah keraguan pada dirinya sendiri. Ia ragu akan intuisinya, sehingga lebih bersedia menyia-yiakan waktu menunggu seseorang memberitahu caranya.

2. Saya terlalu banyak berbicara tentang bagaimana seharusnya hal-hal dilakukan dengan lebih baik.

Mengeluh tapi terus mentoleransi yang dikeluhkan adalah tanda pemimpin yang lemah. Itu sebabnya Maya Angelou berkata “bila kamu tidak menyukai sesuatu, ubahlah itu. Bila kamu tidak mau mengubahnya, ubahlah sikapmu – jangan hanya mengeluh”.

3. Saya menyalahkan keadaan, lingkungan, dan orang lain untuk situasi yang sedang saya hadapi.

Pemimpin yang lemah sulit untuk melihat bahwa kuasa untuk mengubah keadaan sebenarnya ada dalam genggamannya. Oleh sebab itu, pemimpin yang lemah hanya mau menyalahkan pihak lain untuk kondisi yang tengah ia alami.

Perspektifnya penuh dengan “apa yang belum saya miliki (sehingga tidak bisa bertindak)”, dibandingkan dengan “apa yang masih saya miliki”.

4. Saya lebih peduli untuk tampil keren atau diakui orang daripada melakukan hal yang benar.

Tanda pemimpin yang lemah berikutnya adalah keinginan untuk menjadi cepat populer dibandingkan melakukan yang benar dan penting untuk kelangsungan sebuah organisasi. Padahal, keinginan untuk terus populer menyebabkan seorang pemimpin keluar dari blueprint bisnis yang awalnya ia miliki.

Bila kamu tidak menyukai sesuatu, ubahlah itu. Bila kamu tidak mau mengubahnya, ubahlah sikapmu – jangan hanya mengeluh

Maya Angelou

5. Saya mencari persetujuan orang banyak daripada memperjuangkan visi masa depan yang lebih baik.

Pemimpin yang kuat akan lebih memilih untuk “meminta maaf kemudian” daripada “berkarat menunggu izin”. Pemimpin yang kuat mau memanfaatkan momentum yang ada.

Sayangnya, kualitas tersebut tidak akan Anda lihat dalam tanda pemimpin yang lemah. Ia rela kehilangan momentum daripada melakukan sesuatu tanpa persetujuan orang banyak. Padahal, bila keputusannya berhasil, orang banyak akan memuji keberaniannya untuk memperjuangkan apa yang ia percayai

6. Saya tidak mengambil resiko yang besar.

Tanda pemimpin yang lemah adalah pola pikir “poverty” (kekurangan) daripada pola pikir “abundance” (kelimpahan). Bila seorang pemimpin lemah tersasar di padang gurun, dan menemui sumur pompa tangan dengan seguci air bertuliskan “isi pompa ini dengan air dalam guci” – ia cenderung mengabaikan pesan tulisan itu. Di benaknya, ia membayangkan resiko bila petunjuk tulisan itu adalah resiko yang besar dan perlu dicurigai.

7. Saya menerima status quo sebagai hal yang biasanya terjadi dan akan selalu terjadi.

“Saya sudah biasa bekerja seperti ini”

“Saya sudah biasa berbisnis seperti ini”

“Saya sudah biasa mengatur orang seperti ini“,

adalah mantra dari pemimpin yang lemah. Ia segan belajar hal-hal baru dan biasanya menjadi yang paling akhir dalam berubah.

8. Saya lebih melindungi reputasi saya daripada membuka diri saya terhadap kritik.

Mentalitas sudah-tahu-semuanya adalah tanda pemimpin yang lemah. Ia pun tidak segan untuk “kill the messenger“, membungkam orang yang berani mengkritik kebijakan atau strateginya.

Masalahnya adalah banyak dari kita lebih mau dihancurkan dengan pujian, daripada diselamatkan dengan kritik”

NORMAN VINCENT PEALE

9. Saya menunda mengambil keputusan yang sulit.

Bila ada pemimpin yang bersedia mengalami masalah lebih lama daripada yang sebenarnya diperlukan, maka pemimpin yang lemah adalah orangnya.

Ia lebih bersedia menjalani bisnis dengan orang-orang yang menjadi penghambat sukses (baca: bottleneck), daripada menghadapi masalah dan mengambil keputusan yang strategis.

10. Saya curhat pada orang lain tentang masalah daripada membawanya kepada orang yang bertanggung jawab.

Pemimpin yang lemah adalah mangsa yang empuk bagi para Coach yang kurang berintegritas. Mengapa? Karena ia lebih memilih untuk terus didengarkan, dipuji, daripada didorong untuk berubah.

Pemimpin yang lemah tidak mau berbicara langsung dengan orang yang bertanggung jawab, dan lebih suka “membicarakan orang itu” dengan orang lain. Itu sebabnya Norman Vincent Peale berkata: “Masalahnya adalah banyak dari kita lebih mau dihancurkan dengan pujian, daripada diselamatkan dengan kritik”.

11. Saya tidak merasa jabatan atau bisnis saya sedang dipertaruhkan untuk sesuatu yang bermakna.

Tanda pemimpin yang lemah adalah pandangan yang terbatas. Ia seolah mengalami rabun jauh terhadap makna kepemimpinan dan bisnisnya. Ia sukar melihat bahwa bila ia bertumbuh menjadi pemimpin yang lebih baik, maka banyak orang yang mendapatkan berkah darinya: mulai dari karyawan, keluarga para karyawannya, customer, supplier dan keluarganya sendiri.

Pemimpin yang lemah bahkan bisa sangat terbatas pandangannya hanya pada keinginan untuk mengalahkan kompetitor semata.

12. Saya bertanya terlalu banyak pendapat sebelum bertindak.

Takut gagal adalah tanda pemimpin yang lemah, dan hal itu tergambar dari kebiasaan bertanya terlalu banyak pendapat sebelum bertindak. Banyak bertanya bukanlah hal yang buruk, bila yang ditanyakan lebih berupa fakta, prinsip, atau informasi.

Akan tetapi, terlalu banyak bertanya pendapat itu resep untuk menjadi bingung dalam membuat keputusan. Baca lebih lanjut dalam 6 Cara Membuat Keputusan Sendiri yang disarankan oleh Napoleon Hill .

Renungan

Apakah Anda melihat kekurangan-kekurangan di atas dalam kepemimpinan Anda? Apa yang bisa Anda lakukan untuk memperbaikinya – selama Anda masih memiliki kesempatan?

12 tanda pemimpin yang lemah ini disadur dari 12 indikator kepemimpinan yang lemah oleh Dave & Jon Ferguson (1962)

Connect with Coach Danny on LinkedIn

Share artikel ini, klik: