Solusi Penjualan Menurun: Apa Ada?
Masalahnya bagaimana jika dalam bisnis yang Anda pimpin saat ini, kinerja penjualan tengah merosot tajam? Bagaimana jika pangsa pasar Anda tergerus dengan kompetitor? Bagaimana jika channel distribusi Anda stagnan dan tidak bisa berkembang lebih jauh lagi? Bagaimana jika Anda merasa sudah melakukan segala hal namun hasilnya tetap tidak memuaskan?
Bila Anda merasakan hal-hal di atas, atau memiliki seorang rekan yang mengalami hal-hal di atas, teruslah membaca artikel ini. Ide-Bisnis.com telah merangkum beberapa tips praktis untuk membuka simpul kusut dalam kinerja penjualan yang sedang Anda alami.
RE:MEMBER – Kesempatan Berinovasi
Dalam Majalah Managers’ Scope edisi Januari 2014, saya mengutip Peter Drucker tentang tujuh keadaan yang menandakan sebuah panggilan bagi ‘inovasi’:
- Saat organisasi Anda mengalami keberhasilan dan kegagalan yang tidak disangka (termasuk juga bila hal itu terjadi pada kompetitor)
- Keganjilan terjadi, khususnya di dalam proses, entah proses produksi, distribusi; atau keganjilan di perilaku pelanggan.
- Kebutuhan akan proses yang baru, atau yang diperbaharui
- Perubahan di struktur industri maupun pasar
- Perubahan demografis, susunan penduduk
- Perubahan cara pandang pasar
- Munculnya pengetahuan baru
Saat ini mungkin Anda sedang mengalami poin kedua atau keenam, yakni dimana seolah-olah ada perubahan cara pandang pasar yang signifikan dalam memandang produk/jasa yang Anda jual. Dan itu membuat keganjilan terjadi dalam laporan penjualan Anda: penjualan menurun walaupun Anda merasa telah melakukan semua hal yang terbaik untuk menjual.
Bisa jadi pula, penjualan Anda menurun karena poin ketiga atau keempat, dimana proses dan peraturan baru dari pemerintah memberikan tantangan tersendiri bagi penjualan Anda.
Bila hal-hal itu terjadi dalam bisnis yang Anda pimpin, saya merasa excited untuk bisnis Anda! Mengapa? Karena itu berarti Anda memiliki peluang untuk melakukan inovasi! Dan bila sukses, hasilnya akan sangat membayar stress yang Anda dan tim sedang alami saat ini.
Saya tidak peduli jika Anda sedang ‘dikeroyok’ dengan alasan-alasan yang menihilkan semangat Anda untuk bounce back.
Saya terlalu yakin bahwa Anda sangat bisa bounce back to your success!
Ada dua alasan mengapa saya yakin:
(1) RE:Member about Rule of 100%
Salah satu alasan mengapa saya yakin Anda bisa bounce back adalah karena Rule of 100%.
Apa itu rule of 100%? Simply stated, bila Anda belum melakukan semua upaya dalam kapasitas 100%, setiap kegagalan yang sedang Anda alami hanyalah sebuah kejadian – bukan sesuatu yang fatal.
Apa maksudnya itu, Coach? Maksud saya seperti ini: dalam pengalaman saya melatih para pebisnis, saya menemukan bahwa banyak pebisnis gagal, atau mengalami kemerosotan, bukan karena ide yang kurang cemerlang atau produk/jasa yang tidak bagus.
[shareable cite=”Coach Danny”]Saya menemukan bahwa kebanyakan pebisnis gagal karena mereka melakukan bisnis mereka setengah-setengah.[/shareable]
- Banyak hal yang timing-nya tidak tepat (baca: sering ditunda), sehingga momentum keberhasilannya sudah terlewat jauh.
- Banyak pula yang terlalu ekonomis (baca: pelit) dalam melakukan edukasi pasar/ marketing. Alhasil, produk bagus yang dimiliki tidak diketahui oleh pasar, dan tersusul dengan produk kompetitor yang berani invest di marketing.
- Ada pula yang sibuk kuatir dan mengandalkan mood dalam berbisnis, sehingga ide yang cemerlang sekalipun mati kering karena terlambat digarap.
Mungkin Anda yang membaca tidak separah pebisnis-pebisnis di luar sana, namun bila Anda menemukan kinerja penjualan Anda menurun karena Anda tidak memberikan 100%, maka Rule of 100% adalah kabar baik untuk Anda.
Ingat-ingat kembali apa saja yang Anda tunda dan belajarlah dari pengalaman. Relaunch produk/jasa yang Anda jual dengan eksekusi 100% dan ciptakan momentum penjualan yang 100% pula.
(2) RE:Member about D.I.A (Do It Again)
Saya juga yakin bahwa Anda bisa bounce back karena ‘DIA’ – Do It Again.
Kalau saya mencoba mengingat-ingat sesi-sesi coaching yang saya lakukan dengan para klien, salah satu frase yang paling sering saya dengar adalah: apakah Coach bisa memberikan ide ‘baru’. Dan saya menemukan itu adalah pertanyaan yang sangat menyesatkan bagi Anda para pebisnis!
Setiap masalah yang Anda hadapi belum tentu perlu diatasi dengan cara-cara baru.
Terkadang, Anda perlu kembali mengingat hal apa yang berfungsi di masa lalu, yang sudah lama Anda tinggalkan. Dan itu bisa menjadi solusi yang sangat relevan bila Anda mengalami kemerosotan penjualan di masa kini.
Terlalu banyak pebisnis meninggalkan habit baik untuk habit baru.
Mereka sibuk dengan penawaran-penawaran sistem sales yang baru, namun melupakan review sales rutin yang membuat tim penjualan mereka maksimal. Mereka sibuk mencoba cara-cara marketing baru, namun melupakan hal-hal yang membuat customer mereka loyal.
Jadi bila Anda penyuka cara-cara baru dalam menghadapi masalah, namun sepertinya semua cara baru yang Anda coba gali tidak berfungsi dengan baik – itu adalah sebuah kabar baik!
Anda punya kesempatan untuk DIA – Do It Again – hal-hal di masa lampau yang membuat Anda sebesar sekarang. Lalu lakukan itu dengan 100%. Saya yakin Anda bisa bounce back!
Talk-It Over
Robert Schuller mengatakan Tough times never last, tough people do – dan saya yakin tentang hal itu mengenai Anda dan bisnis Anda.
Anda bisa bounce back dengan inovasi yang tepat. Dan tepat itu tidak melulu baru, tepat terkadang berarti 100% atau melakukan kembali hal-hal lama yang efektif.
Selamat mengingat, selamat berinovasi!
Coach Danny: Connect on LinkedIn
Updated dari 29 Sep 2017