Saat Kepercayaan Anda Dikhianati

Kepercayaan yang dikhianati tidak perlu membuat Anda terpuruk. Baca lima prinsip untuk bangkit kembali lebih kuat.

Share artikel ini, klik:

Apa yang Anda lakukan bila kepercayaan Anda dikhianati dalam bisnis – entah oleh karyawan, mitra bisnis atau siapa pun yang Anda percayai? Selain merasa kecewa dan marah, Anda mungkin berharap untuk bisa lebih tajam membaca gejala-gejala pengkhianatan itu sebelumnya.

Kepercayaan yang Dikhianati

Akan tetapi, bila Anda sudah terlanjur dikhianati, apa yang bisa Anda lakukan berikutnya?

Saya teringat saat saya memulai bisnis ini pertama kali. Seorang teman kuliah S2 menanyakan bilamana ada pekerjaan untuknya – apalagi ia sudah menganggur cukup lama (hampir setahun), yang kemudian saya bantu dengan harapan positif. Saya meluangkan banyak waktu membagikan visi dan goal saya dengannya.

Namun, tidak sampai enam bulan, saya menyadari sesuatu ada yang kurang benar. Teman kuliah ini ternyata hanya menpergunakan saya untuk keinginannya membuka bisnis serupa. Perpisahan tidak bisa dihindari, dan perpisahan yang terjadi sangat berdampak buruk pada bisnis saya saat itu.

Salah satu saran bagi Anda yang baru memulai bisnis adalah ini: jangan memberi pekerjaan pada teman atau saudara yang sudah lama menganggur. Ada hal yang perlu Anda renungkan: mengapa ia betah menganggur demikian lama.

Coach Danny

Pengalaman Anda mungkin berbeda dari saya, Anda mungkin pernah atau baru dikhianati oleh:

  • orang kepercayaan yang kini menjadi kompetitor Anda
  • kerabat yang menggelapkan uang dari bisnis Anda
  • mitra bisnis yang licik dan berkomplot dengan supplier untuk mengkhianati Anda
  • dan pengkhianatan-pengkhianatan yang mungkin terjadi dalam kehidupan dan bisnis Anda.

Lima Strategi yang Perlu Anda Pegang Saat Dikhianati

Berikut adalah lima hal yang pernah disarankan mentor saya di John Maxwell Team, dan kini saya bagikan untuk Anda:

1. Ikhlaskan

Terkadang mengikhlaskan adalah yang Anda perlu lakukan untuk membuat Anda bebas dari beban pengkhianatan yang memenjarakan benak Anda. Salah seorang klien saya, Najah Fauzy, mengajarkan kunci sukses bisnisnya adalah keikhlasan, dan saya sangat setuju. Saat kita ikhlas, kita tidak membuang waktu untuk mengeluhkan apa yang telah terjadi; namun kita menggunakan waktu yang ada untuk kembali membangun.

Itu seumpama kita kecipratan kotoran burung saat keluar rumah. Yang perlu kita lakukan adalah membersihkan badan dan pakaian, lalu kembali keluar rumah untuk beraktifitas. Itulah keikhlasan. Bila Anda menghindari keluar rumah karena takut kecipratan kotoran burung kembali, tanpa disadari, Anda tengah membiarkan burung itu bersarang di benak Anda.

2. Maju dengan yang tersisa

Salah satu hal yang sering kita tidak sadari adalah betapa berkuasanya sumber daya yang tersisa. Terkadang modal untuk melakukan inovasi yang hebat berada pada apa yang masih tersisa dalam tangan, pikiran dan hati kita – bukan pada apa yang kita rasa perlu kita miliki. Reviewlah apa dan siapa yang masih tersisa bersama Anda, dan majulah dengan kepala tegak.

3. Jangan berhenti mengambil resiko

Jadilah lebih seksama dan tajam dalam membaca situasi, akan tetapi jangan biarkan kecemasan jadi melumpuhkan Anda untuk mengambil resiko dengan relasi-relasi bisnis yang baru.

Anda adalah seorang entrepreneur – dan kata entrepreneur sendiri dalam bahasa aslinya (entreprendre, Bahasa Perancis) berarti orang yang mengambil resiko.

4. Pilih untuk mengampuni

Bila Anda adalah pribadi yang percaya pada Tuhan, berdoalah agar Yang Maha Kuasa menggunakan pengalaman buruk yang Anda alami untuk mendatangkan kebaikan bagi Anda dan bisnis Anda. Berdoalah juga untuk orang yang telah mengkhianati Anda, percayalah akan kemampuan Tuhan untuk bersikap adil pada umatnya.

Catatan: bila orang yang mengkhianati Anda melakukan hal-hal yang melanggar hukum dan membahayakan pihak lain, Anda tetap perlu mencari bantuan pihak yang berwenang dalam hal ini.

5. Batasi Keluhan Anda

Saat dikhianati, saya ingin semua orang yang kenal orang tersebut tahu apa yang telah ia lakukan terhadap saya. Namun, mentor saya menasehati saya untuk membatasi komentar-komentar saya tentang orang tersebut dan menggunakan waktu yang ada untuk:

  • memotivasi orang-orang yang saya pimpin
  • membangun kembali bisnis saya

Talk-It Over

Saya berharap untuk bisa memberikan Anda strategi untuk mencegah dikhianati oleh karyawan, mitra bisnis atau siapa pun juga. Namun, saya menemukan bahwa kekecewaan, termasuk akibat pengkhianatan adalah hal yang akan membentuk kita menjadi pemimpin yang lebih kuat dan tangguh.

Seperti kata Dr. John C Maxwell:

Sometimes we win, sometimes we learn

John c maxwell

Selamat mengatasi kekecewaan Anda!

Baca juga: Memaafkan

Follow me on Instagram: @coachdannydharma

Share artikel ini, klik: