Siapa yang Memecahkan Masalah?

Dari segi memecahkan masalah yang sedang dihadapi sebuah bisnis, ada dua jenis pemimpin. Jenis pertama adalah pemimpin yang menggunakan dirinya untuk memecahkan masalah. Jenis kedua adalah pemimpin yang menggunakan organisasi untuk memecahkan masalah tersebut.

Share artikel ini, klik:

Dari segi memecahkan masalah yang sedang dihadapi sebuah bisnis, ada dua jenis pemimpin. Jenis pertama adalah pemimpin yang menggunakan dirinya untuk memecahkan masalah. Jenis kedua adalah pemimpin yang menggunakan organisasi untuk memecahkan masalah tersebut.

Bila Pemimpin Mendominasi Pemecahan Masalah

Jenis yang pertama gemar memaparkan masalah dan kemudian mengutarakan solusinya. Kemudian barulah beliau meminta masukan. Namun para anak buahnya mengerti bahwa biasanya hal itu hanyalah formalitas.

Pemimpin tanpa sadar, akan mengerutkan kening atau menggeleng-gelengkan kepala begitu mendengar pendapat yang berisi sedikit kritikan akan pendapatnya. Pendapat yang berbeda dari pendapatnya dianggap merupakan serangan pada kebenaran dan mereka yang memberikan pendapat yang berbeda dari dirinya merupakan wakil dari kebodohan.

Mereka yang terus menerus berbeda pendapat dengannya akan dimasukkan ke dalam daftar hitam yang pelan-pelan akan semakin kelam bila sang penentang tidak bertobat.

Cara bertobatnya muda, yaitu terus mendukung pendapat sang pemimpin tanpa kenal lelah.

Empty Meeting Room
photo by Pexels.com

Tidak heran bahwa pemimpin seperti ini sering menghadapi ruangan rapat yang sunyi senyap, dimana suara yang menggema seringkali hanyalah suaranya sendiri. Pada akhir meeting, setelah menyadari bahwa para hadirin belum mendapatkan kesempatan memberikan pendapat, sang pemimpin akan meminta masukan.

Biasanya masukan yang didapatnya sebagian besar persis sama dengan harapannya, yaitu dukungan atas pendapatnya dengan berbagai kalimat yang berbeda.

Bila Organisasi Memecahkan Masalah

Jenis kedua adalah jenis pemimpin yang berusaha agar keputusan penting dibuat oleh organisasi. Metode mereka ini adalah memaparkan masalah dan mengundang masukan dari anakbuahnya.

Dengan bersenjatakan berbagai masukan ini, maka sang pemimpin memberikan keputusan akhir.

Ruangan meeting yang dipimpin pemimpin semacam ini biasanya ramai dengan berbagai pendapat dari berbagai pihak yang diajukan dengan berapi-api. Tugas sang pemimpin biasanya lebih pada menunjuk siapa yang mendapat giliran berbicara, bila terlalu banyak yang ingin berbicara.

Meeting Discussion
Photo by Startup Stock Photos

Kadang mereka juga menunjuk peserta yang belum berbicara agar ikut membuka mulut. Pemimpin jenis ini waspada bahwa ada kalanya peserta yang tidak ikut serta memberikan pendapat justru memiliki informasi yang vital sebagai solusi. Ia hanya perlu memberikan rasa yakin bahwa keterbukaan pendapat demi solusi bersama itu penting dan bermanfaat.

Biasanya akhir meeting akan menghasilkan sebuah solusi yang merupakan gabungan berbagai pendapat.

Kelemahan pendekatan ini adalah pendapat yang paling lantang adalah yang paling sering mendapatkan dukungan walaupun tidak selalu merupakan pendapat yang paling benar.

Pemimpin seperti ini harus cukup berani untuk menentang pendapat yang dominan dengan mengutarakan pendapat pribadinya.

Biarkan Organisasi Anda Berpikir

Pendekatan pertama ini sama sekali tidak berarti bahwa pemimpin jenis pertama adalah pemimpin yang bodoh. Justru mereka ini seringkali lebih pandai dan memiliki pengalaman serta wawasan yang jauh lebih luas dari kebanyakan pemimpin dalam organisasinya.

Itulah sebabnya mereka ini dapat melihat berbagai kelemahan pendapat orang lain yang tampak predictable kemana ujungnya dari kacamata mereka.

Akan tetapi, pendekatan pemimpin jenis ini memang mengkomunikasikan bahwa tidak ada nilai bagi mereka yang berusaha berpikir tetapi ternyata keliru. Apa yang terbentuk di sini adalah budaya kultusisasi individu – dimana anak buah harus berusaha semirip mungkin dengan pemimpinnya.

Dengan kata lain, setiap masalah hanya memiliki satu solusi, yakni: solusi yang terpikir oleh sang pemimpin.

Budaya dimana pemimpin memberikan solusi dapat dilakukan pada situasi yang urgent dan membutuhkan keputusan segera. Namun itu pun sebaiknya keputusan sementara sampai tersedia waktu bagi seluruh organisasi untuk memikirkan masalah dengan lebih terang.

Namun, budaya ini tidak sehat di dalam situasi berubah, turbulen atau kompleks berjangka panjang – karena solusi terbaik di saat itu adalah hasil pemikiran yang lahir dari persepsi yang berbeda-beda.

[shareable]Bila pemimpin memiliki monopoli akan kebenaran, maka organisasi akan berhenti berpikir. Dan pemimin yang dapat membuat seluruh organisasi berpikir, jauh lebih berjasa dalam jangka panjang dibanding pemimpin yang berpikir sendirian.[/shareable]

[reminder preface=”Talk It Over:”] Apa yang selama ini membuat Anda terlalu cepat membuatkan solusi bagi masalah perusahaan?[/reminder]

 

Share artikel ini, klik: