Mengapa karyawan gagal?

Ada tiga penyebab mengapa karyawan gagal dalam pekerjaannya. Mari baca ulasannya dalam artikel ini. Disertai panduan penyelesaian untuk Anda.

Share artikel ini, klik:

Mengapa karyawan gagal dalam pekerjaannya?

Saat menemukan karyawan yang gagal atau tidak perform, Anda perlu mulai mencari tahu akar masalah kegagalan tersebut.

mengapa karyawan gagal

Untuk membantu Anda, saya membagikan tiga penyebab utama karyawan gagal dalam bekerja:

1. Leadership yang buruk

Dalam pengalaman saya, sebagian besar karyawan gagal karena leadership yang buruk dari atasannya. Jadi saat Anda mendapati karyawan Anda buruk dalam bekerja, tanyakan hal-hal ini:

  • Apakah Anda asal-asalan dalam merekrut karyawan ini?
  • Apakah Anda memiliki target atau KPI yang jelas sehingga ia tahu bagaimana pekerjaannya dinilai?
  • Apakah ada orang yang melatihnya mengenali pekerjaan dan tatacara perusahaan?
  • Apakah ia diberikan alat bantu untuk bekerja dengan baik?
  • Apakah Anda membiarkan konflik antar karyawan berlarut-larut dan mempengaruhi kinerja?

Tanpa disadari, banyak pengusaha yang terburu-buru saat merekrut, lalu menemukan karyawannya ternyata tidak bisa bekerja. Atau ada pula pengusaha yang tidak menjelaskan job description, sehingga karyawan merasa sedang bekerja sangat baik, tidak menyadari bossnya berpikir sebaliknya.

Contoh lain adalah saat kita lupa atau menunda memberikan karyawan alat bantu untuk dia bekerja. Di satu perusahaan, ada kejadian dimana karyawan perlu menunggu dua minggu sebelum mendapatkan komputer dan email kantor untuk ia bekerja.

Konflik berlarut-larut juga merupakanĀ leadership buruk yang membuat karyawan gagal. Bila Anda memiliki karyawan introvert yang tidak menyukai konflik, maka drama dalam perusahaan bisa membuatnya tidak fokus dalam bekerja. Temukan konflik yang sedang terjadi – entah antar karyawan, atau antar departemen – dan segera padamkan drama tersebut.

2. Masalah pribadi

Setiap manusia memiliki masalah. Terkadang masalah tersebut lumayan besar dan menyita konsentrasi. Ada karyawan yang sebelumnya bekerja baik, tapi lalu gagal karena anaknya terserang penyakit serius. Atau karyawan yang baru saja kehilangan anggota keluarga terdekat karena kematian. Perceraian, bencana atau masalah hutang juga bisa dikategorikan sebagai masalah pribadi yang sering mengganggu kinerja.

Lalu apa yang perlu Anda lakukan? Beberapa tips:

  • Ukur besar masalahnya. Misalnya, anak sakit. Bagi karyawan yang baru memiliki bayi, menghadapi anak sakit flu bisa membuat dirinya terlalu kuatir dan tidak berkonsentrasi. Namun, ada pula karyawan yang ternyata menemukan anaknya terserang kanker. Jadi tanyakan, ‘apa masalahnya?”
  • Bila masalahnya ternyata besar, maka Anda bisa membantu karyawan Anda seperti keluarga. Leader, saat Anda memperlakukan karyawan seperti keluarga, mereka juga akan bersikap seperti keluarga. Misalnya memberikan waktu untuk memulihkan diri setelah menghadapi perceraian.
  • Amati perkembangan bertahap. Walau saya menyarankan untuk memperlakukan karyawan seperti keluarga, Anda perlu melihat adanya perkembangan pulihnya kinerja setelah sekian waktu. Dan komunikasikan bahwa Anda ingin melihat perkembangan itu. Anda perlu melihat bahwa karyawan yang mengalami masalah berat bisa kembali bersemangat setelah krisis, atau Anda perlu bertindak.

3. Ketidakcakapan

Saat karyawan gagal bukan karena leadership yang buruk atau masalah pribadi, maka penyebab berikut adalah: ketidakcakapan pribadi. Perlu Anda cermati bahwa ketidakcakapan bukanlah kiamat. Setiap kita tidak cakap atau gagap dalam sesuatu. Sebagai contoh, ada karyawan yang mahir berjualan tetapi gagap dalam administrasi komputer.

Oleh sebab itu Anda perlu mengukur ketidakcakapan tersebut. Ini beberapa pertanyaan yang bisa Anda gunakan:

  • berapa kali Anda perlu mengeluarkan uang untuk melatih seseorang untuk membuatnya bisa bekerja baik?
  • apakah ketidakcakapan tersebut masalah skill/kecakapan kerja; atau lebih terkait sikap atau karakter?
  • apakah ada karyawan yang menyelesaikan pekerjaan, tapi tidak pernah melakukannya denganĀ excellence?

Beberapa ketidakcakapan masih bisa dilatih, termasuk sikap yang buruk. Sebagai contoh, karyawan yang judes kepada customer masih bisa dilatih tentang service excellence. Tapi bila sudah terkait integritas, misalnya gagal karena mencuri – maka Anda harus segera mengeluarkannya.

Artikel terkait

Sumber

Connect dengan Coach Danny di LinkedIn

Diupdate dari post Nov 2021

Share artikel ini, klik: