Keputusan Beresiko Tinggi – Part 1

Memutuskan di tengah kondisi tidak pasti adalah keputusan beresiko tinggi. IDE-BISNIS.COM memaparkan lima prinsip melakukannya. Ini bagian 1.

Share artikel ini, klik:

Business owner tahu bahwa membuat keputusan yang baik dan cepat tidaklah mudah. Bahkan dalam kondisi ideal sekali pun. Oleh sebab itu, semakin tidak ideal sebuah keadaan, sebagai pengusaha Anda akan menghadapi kondisi decision making yang semakin sulit.

Keputusan beresiko tinggi

Decision making semacam itu sering disebut sebagai keputusan “big bets“. Yakni, keputusan-keputusan yang tidak biasa. Keputusan-keputusan beresiko tinggi, dan pembuatnya seakan membuat taruhan besar (big bets). Saat Anda mengalami krisis berkepanjangan, seperti halnya pandemi Covid-19, perusahaan-perusahaan menghadapi keputusan-keputusan dalam kondisi tidak pasti dan berpotensi melumpuhkan bisnis.

Pendekatan paling lazim yang dilakukan banyak business owner adalah menjadi sangat berhati-hati. Menunggu pergolakan mereda. Ini terjadi baik dalam perusahaan kecil sampai perusahaan besar. Menunda mengambil keputusan untuk menunggu lebih banyak informasi tampak lumrah bila bisnis dalam kondisi normal. Namun, saat kondisi tidak menentu – baik secara urgensi dan informasi – menunggu untuk memutuskan adalah sebuah keputusan juga.

5 prinsip mengambil keputusan beresiko tinggi

Untuk mengambil keputusan-keputusan yang tegas namun cepat dalam kondisi tak menentu, sebagai business owner Anda dapat mengikuti lima prinsip berikut:

1. Berhentilah sejenak

Berhentilah sejenak dan tarik nafas panjang. Memberikan diri Anda waktu untuk:

  • menjadi tenang
  • mengevaluasi keadaan
  • mempersiapkan mental
  • lalu menyusun prioritas –

tampaknya berlawanan dengan intuisi. Akan tetapi, hal itu justru sangat penting.

Dalam suasana krisis, sangat mudah tergoda untuk jumpalitan dari satu tugas mendesak ke lainnya, untuk langsung menangani yang ada di depan mata – untuk langsung bertindak. Tapi cara seperti itu bisa jadi sebuah kesalahan tragis. Penelitian menunjukkan bahwa tindakan sederhana untuk berhenti sejenak akan mengizinkan otak kita kembali fokus pada informasi yang paling relevan.

[callout]Berdasarkan Ferrera, Grinband, Teichert pada Humans Optimize Decision-making by Delaying Decision Onset. (Maret 2014, journals.plos.org)[/callout]

Ingat Kapten Sully?

Ambillah contoh dari Kapten Chesley Sullenberger. Saat itu, sekawanan burung menabrak mesin pesawatnya yang lepas landas dari bandara LaGuardia pada Januari 2009. Akibatnya dua mesinnya mati. Kapten Sully hanya memiliki sedikit waktu untuk memutuskan mendarat di bandara terdekat, seperti permintaan menara pengawas, atau di atas air.

[youtube id=”mjKEXxO2KNE”]

Tanpa memiliki training untuk skenario seperti itu, Kapten Sully berhenti sejenak dari kepanikan untuk berpikir. Hasilnya? Dalam hitungan detik ia memutuskan mengubah arah dan mendarat di sungai Hudson. Seluruh penumpang berjumlah 155 orang selamat.

Ada beberapa cara untuk BERHENTI SEJENAK:

  • Setelah memberitahu tim bahwa Anda butuh waktu untuk berpikir, mencari perspektif yang lebih luas. Hindari menghilang tanpa kabar dari kantor. Anda ingin tim Anda siap saat Anda kembali dengan semangat yang diperbaharui. Anda tidak ingin tim panik dan sedang kocar-kacir saat Anda kembali.
  • Bayangkan diri Anda bebas dari situasi yang tegang, dan mengamati bentangan situasi dari atas**. Kabut mungkin masih terlihat, tapi Anda akan memahami gambaran yang lebih luas.
  • Tanyakan diri Anda dan tim pertanyaan-pertanyaan berikut: “apa yang terpenting saat ini?”, “apa yang mungkin terlewat dari pikiran?”, dan “apa yang bisa kita lakukan saat ini yang bisa terbayarkan manfaatnya nanti?”

**Balcony Perspective

Teknik ini juga disebut sebagai “balcony perspective” yang diperkenalkan oleh Ronald Heifetz, seorang pakar leadership. Melalui teknik ini, Anda seolah mengamati kemacetan dari lantai yang lebih tinggi dari sebuah gedung bertingkat. Pandangan Anda jadi lebih luas, dan mengenali titik-titik hambatan lebih baik dibanding mereka yang terlampau terlibat dalam kemacetannya langsung.

 

Lanjut baca, keputusan beresiko tinggi:

Part 2 – Libatkan Lebih Banyak Orang

Part 3 – Buat Keputusan Kecil yang Kritis

Part 4 – Bentuk sebuah Nerve Center

Part 5 – Angkat dan Berdayakan Pemimpin yang Tangguh dan Berkarakter

 

Share artikel ini, klik: