Saya percaya bahwa setiap pebisnis adalah orang-orang yang smart. Namun mengapa orang-orang smart seperti Anda bisa terjebak di arah yang keliru dalam bisnis?
Jawaban pertama adalah karena kita seringkali berpikir bisa “mengakali” prinsip. Bisnis – sama seperti kehidupan – dioperasikan dengan prinsip-prinsip.
Dalam kehidupan misalnya, kalau pengeluaran saya selalu lebih besar dari penghasilan, jangan berpikir bahwa saya bisa terus “mengakali” keuangan saya. Saya akan berakhir dalam kondisi berdarah-darah secara finansial.
Demikian juga dalam bisnis. Kalau Anda tidak ada upaya menambah prospek, jangan harap bisa “mengakali “jumlah customer baru. Kalau Anda tidak membuat tim Anda jelas dengan job description, jangan harap Anda bisa menyulap mereka memahami pikiran Anda. Dan seterusnya.
Jawaban kedua menjawab penyebab mengapa kita mencoba “mengakali” prinsip? Kita mudah tergoda dengan perhatian lain.
Manusia adalah makhluk emosional. Kita bisa dipengaruhi atau digerakkan dengan sesuatu yang lebih menarik dan lebih menyenangkan. Dan itu seringkali menarik kita keluar dari jalur benar yang sedang kita jalani.
Kita tidak berniat untuk “tersesat”. Kita hanya berpikir bisa keluar jalur sebentar, dan kembali ke jalur benar sesudahnya. Namun lebih sering kita gagal kembali ke jalur dan akhirnya menemukan diri dan bisnis kita berkilo-kilo jauhnya dari tujuan yang kita inginkan.
Saya seringkali:
- ingin memiliki cashflow yang sehat, namun mudah tergoda untuk mengentertain customer/ supplier di luar budget agar secara emosional saya merasa puas dan dianggap kuat secara cashflow.
- ingin memiliki produk yang lebih konsisten kualitasnya, namun sering tergoda untuk kongkow-kongkow dengan teman-teman agar secara emosional saya merasa tidak ketinggalan pergaulan. Hasilnya saya tidak punya waktu mengaudit hasil produksi.
- ingin memiliki tim yang kuat dan bisa diandalkan, namun sering tergoda untuk malas merekrut agar secara emosional saya tidak perlu capek-capek melihat CV. Hasilnya saya kelabakan saat karyawan senior saya mengundurkan diri
- dan banyak hal-hal lain yang “mungkin mirip dengan keadaan Anda” 🙂
Leaders, bagaimana dengan Anda?
Apakah Anda senang dengan kondisi bisnis Anda saat ini?
Bila tidak, arah mana yang perlu Anda ambil untuk keluar dari kondisi tersesat kepada kondisi yang Anda inginkan?
[socialpug_tweet tweet=”Ingatlah, arah yang Anda ambil – bukan rencana – yang menentukan hasil bisnis Anda”]